Bukan Popularitas, Hamish Daud Jadi Artis untuk Lestarikan Laut

12 Oktober 2019 10:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktor Hamish Daud. Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Aktor Hamish Daud. Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan.
ADVERTISEMENT
Hamish Daud dikenal sebagai model dan juga aktor Tanah Air. Selain itu, suami penyanyi Raisa ini juga dikenal sebagai seorang aktivis lingkungan.
ADVERTISEMENT
Melalui yayasan yang didirikannya, Indonesia Ocean Pride (IOP), Hamish Daud aktif melakukan kampanye dan memberikan edukasi masyarakat, soal pentingnya menjaga keberlangsungan ekosistem laut.
Saat ditemui di kawasan Kebayoran Lama, baru-baru ini, Hamish mengatakan keinginannya menjaga laut Indonesia sudah ada sejak lama.
Bahkan, tujuannya menjadi seorang artis dan pindah ke Jakarta bukan sekadar merengkuh popularitas. Tapi bagaimana memanfaatkan popularitas itu untuk menyuarakan ke masyarakat, betapa pentingnya peran ekosistem laut bagi kelangsungan hidup manusia.
“Saya pindah ke Jakarta bukan buat jadi artis. Saya cari nama untuk bisa mengajari dan dapat suara untuk selamatkan laut kita,” ujar Hamish Daud, Jumat (11/10).
“Saya dedicate my life untuk ngajarin masyarakat tentang kekayaan laut kita. Mau itu di program TV, yayasan saya, di mana pun saya pergi, saya sebar informasi tentang lautan kita. Karena banyak yang tidak tahu, itu enggak diajarkan di pendidikan,” sambung Hamish.
Hamish Daud sebagai Founder Indonesian Ocean Pride menceritakan kampanye dan kolaborasinya bersama TeamLab Future Park. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Hamish selama ini melihat langsung bagaimana kekayaan laut Indonesia. Sementara di sisi lain, ia juga melihat bagaimana ancaman-ancaman yang bisa membahayakan laut Indonesia dan kehidupan di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Sampah, illegal fishing, dan pola penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan dikatakan Hamish, menjadi deretan faktor yang bisa mengancam ekosistem laut di Indonesia.
Selama mengunjungi banyak daerah di Tanah Air, ia juga mendengar keluhan para nelayan yang merasakan dampak secara langsung. Hamish menjelaskan bahwa 30 tahun belakangan ini, para nelayan harus bekerja lebih keras untuk mendapat ikan di laut lantaran ikan-ikan di laut Indonesia mulai terancam punah.
“Dulu, kalau ngomong dengan para nelayan mereka bilang hanya butuh setengah jam untuk dapat ikan untuk bisa dibawa pulang. Sekarang, mereka butuh satu sampai dua hari untuk pulang bawa hasil. Ada sekitar 4,5 juta orang yang bergantung 100 persen dengan hasil lautan kita,” ucap Hamish.
ADVERTISEMENT
Setiap masyarakat bisa memainkan perannya untuk ikut menjaga laut. Yakni dengan mengubah pola hidup menjadi ramah lingkungan.
Pola ini dikatakan Hamish, sudah ia terapkan di dalam keluarganya.
Basic lifestyle change. Mungkin cuma butuh dua sampai tiga menit sehari untuk memisahkan kompos sama plastik, botol untuk pemulung, simple aja. Kurangi plastik dengan bawa tote bag dan tumbler. Lifestyle yang enggak susah. Matikan listrik kalau enggak dipake,” beber Hamish Daud.
“Saya enggak nyuruh harus begini begitu, saya cuma ingin lifestyle seperti ini di rumah kita. InsyaAllah, itu akan menular dan semua orang dapat inspirasi dari ngikutin gaya kita juga,” lanjutnya.