Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Duka tengah menyelimuti keluarga besar Djaduk Ferianto . Seniman dan budayawan berusia 55 tahun itu meninggal dunia diduga akibat serangan jantung, pada Rabu (13/11).
ADVERTISEMENT
Kakak Djaduk, Butet Kartaredjasa mengatakan adiknya mengehembuskan napas terakhir di pangkuan istri tercinta.
"Tadi, kurang lebih jam setengah 3, itu Djaduk mendapatkan serangan jantung dan akhirnya Djaduk meninggal di pangkuan istrinya. Setelah kemudian didatangkan dokter dari JIH untuk memastikan, sehingga terkonfirmasi Djaduk meninggal," kata Butet saat ditemui di rumah duka.
Butet menjelaskan beberapa hari terakhir ini adiknya memang sibuk latihan sebagai persiapan acara 'Ngayogjazz 2019' yang digelar 16 November mendatang.
"Di mana nanti juga akan diresmikan pak Mahfud MD. Kawan-kawan dari Ngayogjazz dan para pendiri Ngayogjazz sudah diperintahkan oleh Djaduk, untuk naik panggung mendampingi pak Mahfud MD," kata Butet.
Di mata Butet, Djaduk memang dikenal pekerja keras dan penuh disiplin. Dia tipe orang yang perfeksionis. Tak mengherankan bila persiapan tersebut menyedot energi dan konsentrasi Djaduk.
ADVERTISEMENT
"Itulah Djaduk," kata Butet mengenang sosok sang adik.
Di sisi lain, Butet tetap berharap Ngayogjazz bisa dilaksanakan karena merupakan kenangan terakhir untuk Djaduk Ferianto.
"Tapi yang pasti mudah-mudahan Ngayogjazz bisa terus diwujudkan, dilanjutkan. Dilaksanakan tanggal 16 ini, sebagai monumen terakhirnya Djaduk," pungkas dia.
Saat ini, jenazah Djaduk Ferianto tengah disemayamkan di Padepokan Bagong Kussudiarja. Jenazah akan dikebumikan di makam keluarga Sembungan, Bantul setelah sebelumnya dilakukan misa tutup peti.