Butuh Biaya untuk Kemoterapi, Pelawak Nurul Qomar Berencana Lelang Lukisan

1 Oktober 2021 17:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tersangka Nurul Qomar (tengah) berdoa usai menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Negeri Brebes, Jawa Tengah, Rabu (26/6). Foto: ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
zoom-in-whitePerbesar
Tersangka Nurul Qomar (tengah) berdoa usai menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Negeri Brebes, Jawa Tengah, Rabu (26/6). Foto: ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
ADVERTISEMENT
Pelawak Nurul Qomar divonis mengidap kanker usus stadium 4C. Ia bahkan sudah menjalani kolostomi, yaitu tindakan pembuatan lubang di bagian perut sebagai saluran pembuangan kotoran.
ADVERTISEMENT
Menurut Qomar, selama enam bulan ke depan ia akan menjalani kemoterapi sebagai salah satu proses pengobatan kanker yang bersarang di usus besar dan usus halusnya.
"Saya rencananya untuk program enam bulan ini, kan, kemoterapi dan membutuhkan biaya yang besar. Saya merasakan betapa pedihnya berapa prihatinnya seseorang yang mendapat berkah kanker ganas yang menyerang usus besar dan usus halus dan stadium 4C," ungkap Qomar di kawasan Senayan, belum lama ini.
Karena itu, pelawak berusia 61 tahun ini berencana untuk melelang lukisan miliknya. Nantinya, uang yang diterima akan dipakai untuk pengobatan dan juga disumbangkan ke yayasan.
"Saya berencana melelang semua lukisan saya yang saya miliki dan sebagian besar (hasilnya) disumbangkan kepada para penderita yang sama satu yayasan. Nanti kita akan serahkan," katanya.
ADVERTISEMENT

Nurul Qomar Harus Pantang Makanan Instant

Usai divonis mengidap kanker, Qomar sempat menjalani perawatan di RS Ciputra dan juga RSUD Kabupaten Tangerang. Saat ini pun kondisinya masih dalam masa pemulihan.
Nurul Qomar. Foto: Instagram @haji.nurulqomar
Hanya saja, Qomar sudah bisa mulai makan dan minum secara normal. Ia hanya diminta untuk pantang makan makanan pedas dan instan.
"Saya sudah tidak bisa dan tidak boleh makan menu instan, mi instan. Kalo mau yang gurih-gurih, bisa ayam kampung dibikin kaldu. Kalau gurihnya gurih instan, enggak bisa lagi saya konsumsi karena, secara perlahan tapi pasti, itu pemicu sel sel kanker. Ayam bolehnya ayam kampung, bukan ayam negeri," bebernya.
"Cuma, untuk BAB memang berubah sistem, lewat lubang stoma. Setelah enam bulan, normal lagi," tambah Qomar.
ADVERTISEMENT