Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
'Cars 3' Bukanlah Akhir Karier Lightning McQueen
16 Agustus 2017 15:39 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
ADVERTISEMENT
The Walt Disney Studios menghadirkan kembali film sekuel animasi yang paling ditunggu-tunggu. Berkolaborasi dengan Pixar, Disney akhirnya merilis 'Cars 3' dengan tokoh utamanya Lightning McQueen (disuarakan Owen Wilson), sebuah mobil balap yang berambisi untuk selalu menjuarai kejuaraan balap legendaris, Piston Cup.
ADVERTISEMENT
Setelah kurang lebih 10 tahun sejak merilis film pertamanya tahun 2016 silam, usia Lightning McQueen pun ikut menua. Kariernya sebagai pebalap di ajang Piston Cup pun mulai terancam sejak kehadiran pebalap berdarah muda, Jackson Storm (disuarakan Armie Hammer). Storm yang memiliki body berwarna hitam dan biru elektrik itu dilengkapi dengan desain aerodinamis dan teknologi yang lebih canggih dibandingkan body McQueen yang terkesan lebih konvensional.
Mulai tertinggal di arena balap, McQueen mengalami kecelakaan parah dan melukai body mobilnya yang didominasi warna merah dan kuning, serta nomor mobilnya yang legendarisnya itu. Setelah mengendap di Radiator Springs berbulan-bulan lamanya, akhirnya McQueen memutuskan untuk bangkit kembali dan mencoba menggunakan teknik latihan yang lebih modern, sama seperti yang dilakukan saingannya itu.
ADVERTISEMENT
McQueen pun bertemu dengan Cruz Ramirez, seorang pelatih perempuan yang sudah menjadi penggemar berat McQueen dari kecil, di pusat pelatihan Rust-eze Racing Center. Di sana, Ramirez menggenjot stamina McQueen dengan teknologi termutakhir, bahkan lebih canggih daripada yang dimiliki Storm. Tujuannya hanya satu, agar bisa membalap catatan rekor Storm yang tak pernah disentuh mobil balap mana pun.
Tapi, ternyata McQueen tidak bisa menggunakan cara baru tersebut. Ia lebih memilih untuk mengotori bannya di tanah daripada hanya menggunakan treadmill dan simulator. Dari sinilah petualangan McQueen dan Ramirez dimulai hingga akhirnya mereka bertemu dengan mentor Doc Hudson dulu yang bernama Smokey.
Akankah Piston Cup yang digelar di Florida menjadi akhir dari karier McQueen? Bisakah ia mengalahkan Jackson Storm demi meneruskan rekornya dalam menjuarai ajang kejuaraan balap legendaris itu? Ataukah ia memiliki nasib lain yang tetap dapat membuatnya tersenyum bahagia?
ADVERTISEMENT
Tokoh Pemberdayaan Perempuan
Menariknya, film yang digarap sutradara Brian Fee ini mengusung topik pemberdayaan perempuan di dalamnya dan itu digambarkan oleh tokoh Cruz Ramirez. Kemunculan seorang pelatih perempuan saja sudah dapat dikatakan tidak biasa, apalagi ternyata Ramirez juga memiliki mimpi dan ambisinya sendiri untuk dapat menjadi pebalap profesional. Namun sayang sekali mimpi Ramirez itu tidak semulus McQueen.
Ramirez gagal menjadi pebalap seperti idolanya bukan karena ia terlihat berbeda atau menjadi korban diskriminasi, tapi karena ia menyerah karena dirinya sendiri. Ramirez menjadi produk kegagalan karena ia tidak mencoba sebelum mengetahui apakah akan gagal atau malah berhasil. Maka dari itu, setelah gagal meraih mimpinya, Ramirez mengambil kesempatan untuk menjadi pelatih pribadi McQueen ketika kesempatan itu berada tepat di depan matanya.
ADVERTISEMENT
Tanpa disadari konflik cerita jadi berbalik di antara siapa yang menjadi mentor dan siapa yang dimentori. Di sinilah film 'Cars 3' menjadi menarik. Banyak pesan moral yang secara gamblang tergambar dalam film. Tidak perlu dijabarkan apa saja yang diajarkan 'Cars 3' kepada para penonton.
Film ini pun juga memberikan pelajaran berharga bagi para orang dewasa, tidak hanya kepada anak-anak. Misalkan saja, film ini mengajarkan kita bagaimana menjadi mentor yang baik agar yang dilatih mendapat suntikan semangat yang tepat tanpa perlu melakukan hal-hal yang licik.
'Cars 3' yang menghadirkan sang legendaris #95 Lightning McQueen, Cruz Ramirez si pelatih dan pebalap bau kencur, dan tentu saja si sahabat setia Mater akan hadir di Indonesia mulai hari ini, Rabu (16/8) di bioskop seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT