Cerita Henky Solaiman yang Mampu Mengucap Syukur Usai Didiagnosis Kanker Usus

Aktor Henky Solaiman Foto: Instagram @opahenky

Kepergian Henky Solaiman pada Jumat (15/5) meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga. Hal itu diakui oleh salah satu keponakannya, Norman Solaiman.

"Sangat merasa kehilangan," ujar Norman Solaiman di rumah duka di kawasan Kedoya, Jakarta Barat, Jumat malam.

Henky Solaiman. Foto: Instagram/@opahenky

Semasa hidup, menurut Norman Solaiman, aktor yang hampir 30 tahun berkecimpung di dunia perfilman tersebut berhasil menjadi panutan bagi banyak orang.

"Dia teladan saya, sih. Maksudnya, bukan cuma buat saya, buat semua saudaralah. Teman-teman tahulah Om Henky sudah cukup lama di perfilman. Saya sendiri bersyukur namanya selalu baik," ucap Norman Solaiman.

Ia kemudian mengungkap salah satu kisah terkait Henky Solaiman yang patut dijadikan teladan.

"Ya, namanya manusia, Om Henky pasti pernah mengeluh. Tapi, sekadar mengeluh saja gitu, enggak pernah ngedumel, enggak pernah komplain sama Tuhan, malah bersyukur. Dia bersyukur, 'Kenanya saya, bukan istri atau anak-anak,'" tutur Norman Solaiman.

Aktor Henky Solaiman Foto: Instagram @opahenky

Mengenai itu juga diceritakan Norman Solaiman pada Sabtu (16/5) melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, @n0rman5.

"Saat kita berdua ngobrol setelah Om Hengky terdiagnosis kanker usus akhir tahun 2019 lalu, beliau 'mengajar' saya untuk mengucap syukur saat mengalami musibah atau masa-masa sulit: Saat kita terkena musibah, biasanya kita bertanya kepada Tuhan, 'Why me God??' Saya mengubah pertanyaan itu menjadi pernyataan syukur, 'Thank God, it's me! I thank God because it's me... not my wife, and not one of my children or my grand children... I thank GOD because it's happened to me, not to the people I loved dearly," tulisnya sebagai caption unggahan Instagram.

Henky Solaiman yang mengidap kanker usus sempat pamit dari kancah akting. Ia memutuskan mundur dari sinetron Dunia Terbalik pada Januari lalu.

Ia kemudian menjalani operasi pengangkatan tumor pada Maret lalu di Rumah Sakit Sumber Waras, Jakarta. Operasi tersebut memang berhasil dilakukan, namun Henky Solaiman mengalami pendarahan sehingga membutuhkan donor darah dengan golongan AB positif.

Selama dirawat di rumah sakit usai menjalani operasi, Henky Solaiman kerap meminta pulang ke rumah. Keluarga pun mengabulkan permintaan itu lantraan kondisi kesehatan almarhum tak mengalami kemajuan. Pada akhirnya, lelaki kelahiran 30 Agustus 1941 itu mengembuskan napas terakhir pada usia 78 tahun di kediamannya.