Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Bertepatan dengan Hari Musik Nasional, salah satu album terbaik Iwan Fals yang bertajuk Mata Dewa (1989) dirilis ulang dengan format vinyl. Album itu memiliki berbagai lagu hits, seperti Mata Dewa, Air Mata Api, dan Yang Terlupakan.
ADVERTISEMENT
Iwan pun menceritakan seperti apa proses penggarapan album Mata Dewa. Menurutnya, kata-kata itu dicetuskan oleh kerabatnya yang juga terlibat di penggarapan album Mata Dewa, Setiawan Djodi.
"Mata Dewa itu sendiri kata-katanya Mas Djod. Itu saat dia lihat matahari terbenam di pantai Kuta. Terus dia kayak bilang, kok aku mau bikin lagu tentang itu. Lalu, albumnya digarap, musik direkam oleh Ian Antono dan Setiawan Djodi menjadi produser eksekutif," ungkap Iwan dalam konferensi pers virtual, Selasa (9/2).
Di era 80 sampai 90-an, pengusaha Setiawan Djodi memang acap kali terlibat di proyek musik. Ia adalah pendiri dari label awal album Mata Dewa, yakni Airo Records, yang kemudian mendirikan Swami dan Kantata Takwa bersama Iwan.
ADVERTISEMENT
Iwan sendiri tidak terlalu ingat seperti inspirasi sepenuhnya dari lagu Mata Dewa. Untung saja, sang pencetus ide, Setiawan Djodi, mengingat peristiwanya.
"Aku bilang (ke Iwan), aku senang surfing dan aku bilang, paling asyik kalau surf itu sebelum tenggelamnya matahari. Dari situ Iwan mulai kita ngobrolin banyak hal tuh tentang filosofi pantai dan sebagainya sampai jadilah Mata Dewa ini," tuturnya.
Iwan lalu menuturkan bahwa pemilihan tajuk album Mata Dewa diputuskan oleh Sofyan Ali, sosok yang turut serta menggarap album dan dikenal sebagai promotor konser di era 80 dan 90-an.
Lantas, apa hal tak terlupakan bagi Iwan jika membicarakan tentang album Mata Dewa? Apakah ada sebuah kejadian menarik yang selalu terkenang hingga kini?
ADVERTISEMENT
"Ya, konser seratus kota yang batal itu. Setelah album jadi, kita latihan capek-capek, eh enggak jadi turnya. Tapi, ya, hikmahnya 'kan besar dan dari album ini saya makin yakin untuk melangkah dan memilih musik sebagai jalan hidup," kata Iwan Fals.
"Memang sebelumnya saya ada Oemar Bakrie dan sebagainya, tapi kan dengan ada batalnya konser itu, terus ya saya lihat di sini serius juga ya musik itu ya. Ya, makanya dari situ saya makin yakin dengan musik sebagai jalan hidup," sambungnya.
Sebagai orang yang merekam Mata Dewa, Ian Antono, gitaris God Bless, menceritakan berbagai hal teknis dibalik album itu. Ia mengaku, sangat bersemangat untuk menggarap Mata Dewa.
"Saya kerja bareng Iwan dari album 1910. Tapi, di sana lagunya kebanyakan bukan lagu yang ditata untuk grup. Makanya di Mata Dewa ini saya mikir bagaimana kalau saya bikin sistem rekaman kayak grup gitu, biar bisa dipagelarkan. Makanya dengar mata dewa ini asyik nih," ujar Ian Antono bersemangat.
Ia pun coba untuk menyiasati seorang Iwan Fals agar bisa menjadi sosok yang berbeda dari sebelumnya. Bahkan, patut diakui, siasat Ian di album Mata Dewa berhasil dan bisa menjadikan Iwan seorang legenda yang kita kenal sekarang.
ADVERTISEMENT
"Iwan ini dari dulu itu kayak punya sesuatu yang blm dikeluarkan, kayak ada suara dada, suara low dia yang enggak keluar di 1910. Makanya di lagu ini suara Iwan diberatkan. Ternyata memang itu bagusnya Iwan 'kan," tuturnya.
Saat ini album Mata Dewa dengan format vinyl sudah bisa didapatkan di toko merchandise resmi Musica Studios. Bagi yang ingin mendengarkan lagu-lagu di album itu, silakan kunjungi berbagai layanan streaming musik digital.
Live Update