Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Setelah tersingkir dari ajang pencarian bakat Indonesian Idol 2018, Marion Jola seolah tak buang waktu untuk memperlihatkan sepak terjangnya sebagai penyanyi yang patut diperhitungkan. Ia merilis dua single, ‘Jangan’ dan ‘So In Love’ di tahun yang sama, lalu menelurkan album perdana pada 2019 lalu.
ADVERTISEMENT
Album perdana perempuan 19 tahun itu diberi judul ‘Marion’, sesuai dengan nama yang dimilikinya sejak lahir. Alasannya sederhana, sebab ia ingin memperkenalkan diri sekaligus warna musiknya kepada khalayak melalui album berisi 11 lagu tersebut.
Dalam penggarapan album perdananya, Marion Jola dibantu oleh Lale dan Ilman 'Maliq & D'Essentials' serta Nino 'RAN' sebagai pencipta lagu, produser, komposer, sekaligus arranger. Ia telah merasa nyaman berkerja sama dengan ketiganya sejak mereka mengerjakan single ‘Jangan’ bersama.
“Lale, Ilman, Nino itu kombinasi tiga orang ajaib. Pokoknya mereka orang-orang keren yang memang tahu what they’re doing. Kebetulan, aku baru belajar, enggak punya knowledge soal musik sedikit pun. Jadi, selama bekerja sama dengan mereka, aku belajar banyak,” tuturnya.
Bekerja sama dengan Lale, Ilman, dan Nino menyisakan pengalaman yang membekas dalam benak Marion Jola. Salah satunya ketika tangis pemilik sapaan akrab Lala itu pecah saat proses rekaman ‘Favorite Sin’, salah satu lagu di album ‘Marion’.
ADVERTISEMENT
Marion Jola berkisah, saat itu ia dibantu oleh Gamaliel Tapiheru sebagai vocal director. Mengingat lirik ‘Favorite Sin’ berbahasa Inggris, dirinya harus berjuang keras untuk membuahkan hasil maksimal, bukan hanya perkara teknik menyanyi, tapi juga dari segi pelafalan.
“Kak Gamal pronounce everything in English very-very well. Jadi, aku kayak under pressure gitu. Ada satu part di lagu yang aku enggak bisa-bisa lafalnya. Habis itu lafalnya sudah bisa, nyanyinya salah. Akhirnya panik, 30 menit enggak jadi-jadi gitu,” ucapnya.
Nino dan kedua rekannya tak cuma berdiam diri menyaksikan Marion Jola yang kesulitan melantunkan ‘Favorite Sin’ dengan sebagaimana mestinya. Mereka pun berusaha memberi dorongan agar proses rekaman tak lagi tersendat.
“Mereka suka banget banding-bandingin aku sama Jodie. Mereka bilang, ‘Ah, parah, nih. Kalau misal Jodie lihat, Jodie ketawain lo.’ Terus aku sudah mulai, kan, ‘Oke, oke, gue bisa.’ Tapi tetap enggak bisa,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ya, Jodie yang dimaksud adalah Brisia Jodie, penyanyi yang juga jebolan Indonesian Idol 2018. Seperti Marion Jola, perempuan berusia 23 tahun itu juga dengan cepat dikenal publik melalui kemampuan bernyanyi dan karya-karyanya.
“Tiba-tiba, Kak Nino taruh fotonya Jodie. Aku lihat, terus aku nangis seabrek-abreknya karena aku kayak tiba-tiba, ‘Kenapa gue enggak bisa? Gue malu. Jodie saja bisa keren. Kok, gue enggak bisa?’ Itu, sih, hal yang kocaknya. Selama kerja bareng mereka, yang lucu banyak karena aku terlalu kecil, jadi sering di-bully,” ungkapnya.
Kerap dibanding-bandingkan dengan Brisia Jodie, ia mengaku tak pernah merasa kesal. Marion Jola juga memilih untuk tak ambil pusing tiap kali menghadapi hal tersebut.
ADVERTISEMENT
“Hari itu memang aku lagi pusing, lagi ruwet banget. Tapi, aku enggak pernah sebal karena Jodie is my bestfriend. Di personal life, kami sahabat. Aku enggak pernah masalah, sih, dibanding-bandingin sama dia. Habis, mau gimana lagi? Memang keluarnya sama-sama. Rilis lagu juga selalu deketan,” pungkas Marion Jola .