Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Maudy Koesnaedi baru saja menggelar pementasan teater berjudul ‘Beralas Bumi, Beratap Langit’. Pementasan ini merupakan persembahan dari Komunitas Panggung Bercerita yang diprakarsai Maudy.
ADVERTISEMENT
'Beralas Bumi, Beratap Langit' berkisah tentang kehidupan dan masyarakat suku rimba di Jambi.
Maudy mengatakan, keinginannya melakukan pementasan ini berangkat dari ketertarikannya setelah membacakan narasi mengenai makna pohon Sentubung dan Sengoris dalam kehidupan orang rimba.
“Pas baca itu, kok saya jadi jatuh cinta banget sama filosofinya orang rimba. Ya, menarik dan mengenal lebih dekat, dan kepikiran untuk bikin,” ujar Maudy saat ditemui di kawasan Gelora, Jakarta Pusat, Jumat (27/9).
Maudy yang bertindak sebagai produser berharap, melalui cerita yang ia suguhkan dalam pagelaran ini dapat memberikan edukasi kepada penonton mengenai budaya Jambi dan suku Rimba kepada masyarakat.
“Karena menurut saya ini yang menarik budayanya, cara pemikirannya sangat sederhana, tapi kelestarian alam itu ada di tangan mereka (orang rimba),” kata Maudy.
ADVERTISEMENT
Wanita berusia 44 tahun ini awalnya tidak percaya diri untuk mengangkat cerita yang berkisah tentang orang rimba itu. Ia khawatir cerita tersebut dapat menyinggung masyarakat rimba.
Namun, pementasan justru disambung baik oleh kepala suku di wilayah tersebut.
“Awalnya takut untuk membuat konsep seperti ini, khawatirnya enggak diterima, khawatirnya enggak berkenan, takut salah. Untungnya mereka merespons dengan baik,” ungkap Maudy.
Dalam pementasan yang berdurasi 60 menit ini, Maudy berharap penonton dapat mengambil pesan, bagaimana yang seharusnya dilakukan manusia untuk menjaga alam.
“Pesan yang ingin disampaikan sebenarnya kalau dari saya pribadi itu inginnya kita kembali sadar pentingnya alam, pentingnya menjaga alam. Niatan kita ini selain mengenalkan budaya, juga bagaimana kita menjaga alam,” pungkas Maudy.
ADVERTISEMENT