Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Cerita Mirriam Eka soal Trauma Masa Kecil Usai Jadi Korban Pedofilia
22 Juli 2021 15:01 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengenai itu dikisahkan Mirriam Eka ketika menjadi bintang tamu dalam konten YouTube Gritte Agatha belum lama ini. Ia awalnya bercerita bahwa dirinya adalah anak tunggal.
"Jadi, selalu sendirian gitu, loh, kalau misalkan di rumah. Kan, ibu aku kerja. Terus, ayah aku juga pergi terus. Ayah aku, kan, anak band, jadi kerjanya, tuh, malam. Tapi, kalau siang, suka pergi-pergi gitu, kan. Nah, terus aku karena suka sendirian di rumah, kadang-kadang suka di ajak pergi ke teman-temannyalah. Biasa, kan, bapak-bapak. Diajak pun suka dititipin ke kayak warung atau tempat makan gitu, terus dia sama teman-temannya," tutur Mirriam Eka.
Ketika kerap diajak pergi sang ayah itulah Mirriam Eka bertemu pria pedofil. Ia saat itu masih TK.
ADVERTISEMENT
"Nah, di situ, tuh, ada salah satu teman ayah aku, sudah tua gitu, kakek-kakek, rambutnya sudah putih semua. Nah, setiap aku ditinggal di situ, tuh, si teman ayah aku ini malah suka nyamperin aku di situ," ucapnya.
Mirriam Eka kemudian membeberkan apa yang dilakukan oleh pedofil tersebut kepadanya. Kala itu ia belum mengerti bahwa dirinya sedang mengalami pelecehan seksual.
"Aku dipangku. Tapi, aku enggak ngerti dulu, kan, awalnya. Dipangku, terus dicium-cium gitu, loh. Kan, biasanya mungkin gemas-gemas, kan, cium-cium di sini (pipi) gitu. Tapi, kok, cium-ciumnya itu sampai ke sini-sini (leher), terus tangannya itu suka masuk-masuk ke baju aku. Tapi, aku benar-benar masih enggak ngerti juga, kayak baru kali ini aku digemas-gemasin, tapi kayak gini. Belum ada rasa takut. Kosong, bingung, dan enggak tahu ini apa," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Mirriam Eka, hal itu terjadi selama berbulan-bulan. Pada akhirnya, ia merasa risih dan pemilik warung di sana mulai menyadari apa yang dilakukan oleh pedofil tersebut.
"Mulai risihlah aku sebagai anak kecil kayak, 'Apa, sih, kok, tiap hari aku diginiin?' Lama-lama aku ngerasa, kok, aneh. Terus, aku kalau lihat dia itu sudah mulai, 'Aduh, dia ke sini, lagi.' Terus, ibu-ibu penjualnya ini lama-lama kayak notice gitu, loh, terus kayaknya dia aduin ke ayah aku," beber Mirriam Eka.
"Terus, besokannya, pas aku dibawa ke situ lagi, 'Kok, ada kayak ramai-ramai gitu?' Kayaknya temannya ayah aku ini dipukulin. Kalau enggak salah, sampai berdarah-darah gitu seingat aku. Di situ aku benar-benar gemetaran. 'Kok, sampai dia itu dipukulin dan dihajar kayak gitu? Jadi, sebenarnya yang terjadi sama aku itu apa?' Karena aku mikirnya enggak mungkin, dong, dia sampai babak belur gitu dipukulin kalau dia enggak ngelakuin kesalahan," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut pun meninggalkan trauma dalam diri Mirriam Eka. Terlebih, pria pedofil itu kemudian masih kerap bertandang ke rumahnya untuk berjumpa dengan ayahnya.
"Dulu, tuh, ingat banget, misalnya lihat ke depan (rumah) gitu, kan, ayah lagi sama siapa, teman-temannya. Pas lihat ada orang tua itu, aku benar-benar langsung kaget, gemetaran seluruh badan, terus nangis, aku masuk ke dalam lemari jati gede gitu. Aku masuk, aku tutup. Ya, sebenarnya susah napas, tapi aku benar-benar setakut itu, benar-benar getar semua. Sudah kayak bingung, deh, nangis gitu," ujarnya.
"Sampai sekarang, aku masih ingat mukanya, masih ingat semuanya. Jaket yang sering dia pakai, bentuk kepalanya. Aduh. Aku masih ingat," tambah Mirriam Eka.
Tak cuma itu, hingga kini, Mirriam Eka masih cukup trauma dan merasa takut setiap bertemu orang asing, terlebih pria dewasa.
ADVERTISEMENT
"Aku sampai sekarang takut banget kalau misalnya ada tamu stranger gitu, apalagi bapak-bapak. Aku takut banget. Terus, sampai aku, tuh, enggak berani naik ojol gitu," pungkas Mirriam Eka.
Live Update
Mantan Menteri Perdagangan RI Tom Lembong menjalani sidang putusan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (26/11). Gugatan praperadilan ini merupakan bentuk perlawanan Tom Lembong usai ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejagung.
Updated 26 November 2024, 10:01 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini