Cerita Tora Sudiro Pernah Ketinggalan Pesawat

8 Januari 2018 16:08 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tora Sudiro di Stasiun BNI Dukuh Atas (Foto: Munady)
zoom-in-whitePerbesar
Tora Sudiro di Stasiun BNI Dukuh Atas (Foto: Munady)
ADVERTISEMENT
Aktor Tora Sudiro pernah merasakan pengalaman tidak menyenangkan ketika akan pergi ke suatu tempat dengan menggunakan pesawat. Karena lalu lintas Ibu Kota yang padat, ia akhirnya ketinggalan pesawat.
ADVERTISEMENT
Hal itu mendatangkan kerugian buat pria berusia 44 tahun tersebut. Sebab, Tora akhirya harus membeli tiket pesawat lagi.
“Pernah terlambat naik pesawat. Akhirnya sampai sana (bandara) beli (tiket) pesawat yang lain, bukannya untung, malah rugi. Waktu itu mau ke Makassar, ada event apa gitu. Wah, kacau deh waktu itu lagi macet, hujannya lagi parah,” kata Tora saat ditemui di Stasiun BNI City, Jakarta, Senin (8/1).
Namun, Tora kini merasa senang, karena di Jakarta telah ada kereta yang khusus mengantar penumpang menuju ke bandara. Harga tiket kereta pun tidak menjadi masalah bagi pemain ‘Warkop DKI’ itu. Sebab, ia tidak ingin merasakan tertinggal pesawat lagi.
“Rp 70 ribu oke lah buat lawan macet, gua sih oke-oke aja. Kalau naik (menjadi) Rp 100 ribu, oke kali ya, soalnya kita kalau ngejar ke airport suka deg-degan,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Suami dari Mieke Amalia itu pun menyarankan bagi yang akan pergi ke bandara sebaiknya menggunakan kereta yang berangkat dari Stasiun BNI City untuk menghindari kemacetan. Selain itu, tidak akan memakan banyak waktu yang ditempuh.
“Temen-temen semua yang mau ke bandara tapi takut macet, enggak ada salahnya nyoba Stasiun BNI City. Nah dari sini tinggal naik kereta, satu jam nyampe ke airport. Jadi ya cukup aman buat kemacetan di Jakarta dan nyampenya langsung di terminal-terminalnya,” tutur Tora.
Tora Sudiro di Stasiun BNI Dukuh Atas (Foto: Munady)
zoom-in-whitePerbesar
Tora Sudiro di Stasiun BNI Dukuh Atas (Foto: Munady)
Setelah berkeliling mengitari stasiun, Tora merasa bahwa Stasiun BNI City berbeda dengan stasiun lainnya. “Ya dingin (udara di stasiun). Lapangan parkir luas, beda enggak kayak stasiun lain. Menurut gue keren, katanya keretanya ada wifi-nya,” ujar Tora
ADVERTISEMENT
Fasilitas untuk orang yang berkebutuhan khusus pun tersedia di Stasiun BNI City. Namun sayangnya, tidak ada ruang khusus untuk merokok. Pria kelahiran Jakarta itu bahkan berencana menjadikan stasiun tersebut sebagai tempat ‘nongkrong’.
“Di sini juga ramah buat orang disabilitas, ada tempat buat ibu-ibu menyusui juga. Kurangnya, enggak ada smoking room. Bangunannya keren lah,” imbuh Tora.
“Cuma kalau dari look stasiunnya, enak ya bersih, kelihatannya modern gitu kan. Ya kita lihat aja nih spot-spot yang masih kosong keisinya apa. Kalau keisinya makin keren, nongkrong sini aja ya kan,” lanjutnya seraya tertawa.
Tora pun berharap agar setiap stasiun menyediakan kursi untuk menunggu yang memadai. Sehingga, ketika sedang banyak penumpang, mereka tidak duduk di sembarang tempat.
ADVERTISEMENT
“Saya paling pengin stasiun ada buat nunggu, tempat duduknya dienakin lah. Sempet jalan ke luar kota dari stasiun ke stasiun, dimana-mana orang duduk geletakan, itu sih kursi-kursi yang penting,” ujar Tora.
Namun, Tora belum merasakan langsung perjalanan dari Stasiun BNI City menuju bandara. Ia pun berencana untuk mencoba perjalanan dari Stasiun BNI City ke bandara bersama sang istri.
“Kalau (perjalanannya) memuaskan saya belum tahu, karena saya belum nyoba. Besok mau jalan-jalan sama istri, tapi enggak tahu dia pulang sinetronnya jam berapa,” ucapnya.