Cerita Tulus soal Kampanye #TemanGajah

19 Oktober 2017 16:49 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyanyi Indonesia, Tulus. (Foto: Munady)
zoom-in-whitePerbesar
Penyanyi Indonesia, Tulus. (Foto: Munady)
ADVERTISEMENT
Album 'GAJAH' milik penyanyi solois Tulus sempat mendapatkan penghargaan sebagai album terbaik dalam perhelatan Anugerah Musik Indonesia (AMI) di tahun 2015.
ADVERTISEMENT
Di hari bahagia itu, Tulus malah mendapatkan kabar mengenai kematian Yongki, seekor gajah jantan yang turut membantunya dalam proses pembuatan video musik 'Gajah'. Yongki mati karena dibunuh dan diambil gadingnya.
Sejak saat itu, pelantun lagu 'Sepatu' tersebut mulai memiliki kepedulian atas jumlah gajah sumatera yang saat ini populasinya menurun sangat drastis. Penyanyi berdarah Minang itu kemudian berinisiatif untuk menjalin kerjasama dengan organisasi WWF Indonesia, untuk membuat sebuah kampanye bertajuk #JanganBunuhGajah di tahun 2016.
Tak sampai di situ saja, ternyata Tulus semakin konsentrasi mendalami kampanye ini, dan kemudian mengembangkan program ini dengan mengubah tajuk menjadi #TemanGajah.
"Buat saya, ini adalah komitmen bersama, tidak hanya saya pribadi. Saya juga kerja sama dengan WWF Indonesia. Saya merasa kalau lingkungan itu adalah sebuah komitmen yang harus terus dijalani," ungkapnya ketika ditemui di Kembang Goela Restaurant di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (19/10).
ADVERTISEMENT
"Program #Jangan Bunuh Gajah itu bikin saya terkejut dengan respons masyarakat yang sangat baik dan saya yakin dengan program #Teman Gajah ini kepedulian masyarakat bisa lebih luas lagi," sambungnya.
Ketika menjalani program #Jangan Bunuh Gajah, Tulus berhasil menjual ratusan merchandise yang hasilnya digunakan untuk membeli sebuah kalung GPS yang dipasangkan ke leher gajah, yang berfungsi untuk mengetahui keberadaan gajah-gajah liar yang tersebar di hutan.
Untuk mengulang kesuksesan itu, rekan duet Raisa tersebut menggaet portal penggalangan dana digital yaitu KitaBisa.com untuk mengumpulkan dana secara online, agar dapat membeli lebih banyak kalung GPS tersebut.
"Kalung itu mahal banget harganya, bisa 40 sampai 50 juta rupiah, dan dikirim langsung dari Afrika. Kalau dari kampanye sebelumnya, sudah terbeli satu unit kalung pendeteksi lokasi, tapi kan harapannya bisa lebih banyak lagi. Itulah kenapa untuk sekarang saya memberanikan diri untuk targetnya membeli 20 unit kalung," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Selain melalui KitaBisa.com, kampanye #TemanGajah ini juga dibantu oleh 20 sekolah dasar yang berada di area Jakarta. Tulus juga mengajak anak-anak SMP, SMA, hingga perguruan tinggi untuk mengikuti kampanye ini.
Tulus bersama kitabisa.com (Foto: Munady)
zoom-in-whitePerbesar
Tulus bersama kitabisa.com (Foto: Munady)
Sebagai calon penerus negeri ini, generasi anak Indonesia perlu mulai diberikan edukasi sejak dini mengenai kehidupan lingkungan sekitar. Agar ke depannya, mereka dapat terlibat langsung dalam praktik pelestarian lingkungan serta makhluk hidup.
Tulus juga berjanji akan datang mengunjungi dan menghibur sekolah yang mengumpulkan dana donasi paling banyak.
"Target kita semoga donasi bisa tembus satu miliar rupiah, ya. Selain lewat online, ditambah juga dengan kotak penggalangan dana tadi yang disebarkan di berbagai sekolah, nanti yang paling banyak menyumbang akan saya datangin dan nyanyi di sana," ucapnya antusias.
ADVERTISEMENT
Kampanye #TemanGajah dimulai sejak tanggal 19 Oktober 2017 dan telah mengumpulkan donasi sebanyak Rp 13.451.951 dari target Rp 500.000.000. Hingga tiga bulan ke depan, Tulus beserta tim yang lainnya berharap agar pencapaian target dapat terwujud.