Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2

ADVERTISEMENT
Aktor Yama Carlos mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Desember 2018 lalu. Di sana, terdapat Kabupaten Belu yang berbatasan dengan Timor Leste.
ADVERTISEMENT
Ayah satu orang anak ini datang ke sana dalam rangka melakukan pengambilan gambar untuk film ‘Rumah Merah Putih’.
Ini merupakan pertama kalinya bagi pria berumur 38 tahun itu berkunjung Atambua. Kendati demikian, ia pernah datang ke Indonesia Timur pada beberapa waktu lalu.
“Saya sering ke sana (Indonesia Timur), tapi lebih sering ke daerah Flores,” ujar Yama saat ditemui di acara peluncuran trailer dan poster film ‘Rumah Merah Putih’, di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Senin (20/5).
Ketika tiba di perbatasan, Yama merasa takjub ketika melihat keindahan yang ada di sana. Hal tersebut membuatnya semakin cinta pada Tanah Air.
“Saya melihat dengan mata kepala sendiri, saya tambah bangga menjadi orang Indonesia, kita punya border perbatasan yang sangat bagus di banding yang di sana (Timor Leste). Kita punya komplek border itu bagus banget,” beber Yama.
ADVERTISEMENT
“Bahkan, itu sampai harus membelah bukit untuk bikin jalan yang bagus menuju daerah perbatasan, saya lewati itu semua,” lanjutnya.
Yama menyarankan agar orang-orang bisa datang langsung ke sana. “Bisa buktikan apa yang saya katakan, di sana sudah jadi lebih bagus, dan kita bisa memiliki kebanggaan sendiri,” ucap Yama.
Di film karya Ari Sihasale itu, Yama berperan sebagai Daniel Amaral, seorang mantan milisi yang memiliki jiwa patriotisme yang tinggi. Selain itu, ia merupakan ayah dari dua orang anak, yakni Farel Amaral (Petrick Rumlaklak) dan Oscar Lopez (Amori de Purivicacao).
Ketika harus beradu akting dengan anak-anak NTT, pria kelahiran 28 Desember 1980 ini tidak mengalami kesulitan. Bahkan, ia bisa langsung beradaptasi dengan mereka.
ADVERTISEMENT
“Anak-anak NTT itu sangat terbuka, mereka yang aktif lebih dulu, otomatis kita sebagai pendatang di sana, kita harus merespons dengan baik karena mereka enggak sungkan, enggak malu, mereka langsung mau buka tangannya dan langsung ingin mengajak kita berkomunikasi,” pungkas Yama Carlos.