Dana Indonesiana dari Kemendikbud dan Dampaknya Terhadap Industri Film Lokal

8 Mei 2024 19:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presentasi Dana Indonesiana di Udine Far East Film Festival 2024. Foto: Poplicist
zoom-in-whitePerbesar
Presentasi Dana Indonesiana di Udine Far East Film Festival 2024. Foto: Poplicist
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dana Indonesiana atau Dana Abadi Kebudayaan merupakan sebuah program dari Kemendikbud yang diberikan untuk mendukung perkembangan dan prestasi para budayawan Indonesia, termasuk di sektor perfilman. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, mengumumkan adanya Dana Indonesiana di Cannes Film Festival, Prancis pada awal 2023.
ADVERTISEMENT
Staf Khusus Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Alex Sihar, menjelaskan sedikit mengenai apa itu Dana Indonesiana. Ternyata, ini merupakan program yang memudahkan bagi pelaku seni, termasuk insan perfilman, untuk mendapat pendanaan yang setara dengan internasional.
"Ini matching grant, kalau bahasa Indonesianya di Dana Indonesiana, kategori Dana Pendampingan untuk distribusi internasional. Jadi, misalnya kalau project film dapat 10 ribu dolar dari eligible grant, kita punya list yang kita anggap oke dan punya tujuan baik ke filmmaker Indonesia, kita akan matching-in (memberi) 10 ribu dolar," ungkap Alex saat ditemui di Udine, Italia beberapa waktu lalu.
Presentasi Dana Indonesiana di Udine Far East Film Festival 2024. Foto: Poplicist
Alex menjelaskan kenapa Dana Indonesiana ini menjadi penting bagi perfilman Indonesia. Menurutnya, matching fund atau matching grant seperti ini akan membuat industri perfilman Indonesia terlihat semakin kokoh di mata internasional.
ADVERTISEMENT
"Nomor satu yang mau dilindungi adalah project Indonesia, sehingga punya kesetaraan dengan internasional partner dan udah waktunya pemerintah Indonesia supporting ini. Ide ini juga didukung sama Bu Sri Mulyani," kata Alex.
" Kedua, mempermudah co-production terjadi. Impact dari co-production ini kan banyak yang enggak bisa terhitung, jadi bukan masalah perputaran uangnya saja. Tapi, begitu terjadi co-production, ada transfer knowledge antara filmmaker Indonesia dan filmmaker internasional, jadi sama-sama belajar bareng, itu beda banget. Jadi, kepalanya para filmmaker kita bisa lebih terbuka," sambungnya.
Presentasi Dana Indonesiana di Udine Far East Film Festival 2024. Foto: Poplicist

Dampak Dana Indonesiana yang Semakin Terasa Bagi Industri Film Indonesia

Ahmad Mahendra, Direktur Perfilman, Musik dan Media Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi, pun merasa bahwa Dana Indonesiana serta program-program yang telah disusun selama ini sangat membantu bagi perkembangan film Indonesia. Bahkan, semua sudah bisa dilihat sejak tahun lalu.
ADVERTISEMENT
"Setelah di tahun 2021 dan 2022 digenjot, tahun lalu hasilnya negara bisa memberangkatkan ratusan pelaku film Indonesia ke luar negeri, ke 24 festival di 18 negara," tuturnya.
Adanya Dana Indonesiana juga membuat banyak negara jadi menganggap serius industri perfilman Indonesia. Sebab, di tahun ini, semakin banyak negara yang menawarkan diri ingin bekerja sama di bidang film dengan Indonesia.
Presentasi Dana Indonesiana di Udine Far East Film Festival 2024. Foto: Poplicist
"Setelah tahun lalu program matching fund yang disampaikan Pak Menteri (Nadiem Anwar Makarim) didengarkan publik internasional di Cannes Film Festival, banyak filmmaker yang dulu co-production berjuang sendiri, negara tidak mendampingi, sekarang didampingi. Jadi, orang luar, khususnya pemerintahnya, menjadi semakin respect," kata Mahendra.
Mahendra pun menyampaikan bukti-bukti yang terasa hingga sekarang. Bahkan, hingga beberapa waktu ke depan, masih banyak juga yang ingin mengajak Indonesia bekerja sama.
ADVERTISEMENT
"Tahun lalu, film-film kita sudah jadi fokus di Busan, sekarang di Udine (Italia). Nanti ada di BIFAN (Korea Selatan). Venice Film Festival juga ngejar-ngejar. Jadi, luar biasa efeknya dan itu semua buah dana dari negara atau uang kementerian yang dipakai secara strategis," ujar Mahendra.