Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
'Darkest Hour': Inggris di Tangan Winston Churchill Si Keras Kepala
19 Januari 2018 13:42 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Pemerintah Britania Raya berada di ujung tanduk saat Jerman yang berada di bawah kekuasaan Adolf Hitler menginvasi Eropa. Parlemen Inggris akhirnya tidak tinggal diam dan mengeluarkan mosi tidak percaya terhadap Perdana Menteri Britania Raya kala itu, yaitu Neville Chamberlain (Ronald Pickup).
ADVERTISEMENT
Akhirnya Chamberlain memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya dan segera mencari pengganti yang menurutnya dapat mewakili Inggris dalam masa-masa sulit ini. Posisi perdana menteri akhirnya jatuh ke tangan Winston Churchill (Gary Oldman ) yang merupakan seorang perokok, pemabuk, dan keras kepala.
Dengan sifatnya yang meledak-ledak itu, beberapa pihak dari Parlemen Inggris khawatir akan nasib negaranya jika Churchill berada di garda terdepan pada masa-masa perang. Orang-orang yang memiliki kutub berseberangan dengan Churchill mencoba menghasutnya agar Inggris membuat perjanjian perdamaian dengan Jerman dengan bantuan Italia.
Hal tersebut dirasa lebih baik ketimbang harus melawan Jerman terus-menerus dan berujung kekalahan. Tentu saja Churchill menolak ide tersebut. Dia lebih memilih untuk memperjuangkan kemerdekaan rakyatnya daripada tunduk terhadap sang diktator.
ADVERTISEMENT
Film ini hanya memfokuskan bulan-bulan awal Churchill saat mendapatkan kursi perdana menteri yang terangkai dari beberapa kejadian penting dan genting. Kira-kira terjadi pada bulan Mei hingga Juni 1940.
Pertama adalah perjanjian perdamaian dengan Jerman yang tidak dia setujui. Kedua, evakuasi tentara Inggris yang terperangkap di pantai Dunkirk, Perancis, yang dikenal dengan nama Operation Dynamo.
Film 'Darkest Hour' benar-benar menangkap masa-masa sulit Inggris serta kerja keras, darah, air mata, dan keringat Churchill sebagai perdana menteri. Konklusi dari film ini menunjukkan bagaimana rakyat Inggris pun mengiyakan pemikiran Churchill agar negaranya terus berjuang hingga tetes darah penghabisan.
Permainan Oldman sebagai Churchill begitu memukau. Tidak lupa pujian dilayangkan kepada tim makeup yang membuat prosthetic makeup agar Oldman terlihat seperti Churchill yang asli. Karena, keduanya memiliki postur tubuh yang sama sekali berbeda, apalagi wajahnya.
ADVERTISEMENT
Akting Oldman yang apik membuahkan hasil yang manis. Pada awal tahun ini, aktor berusia 59 tahun itu memenangkan nominasi 'Best Actor – Motion Picture Drama' dalam ajang Golden Globes Awards.
Akankah Oldman diganjar penghargaan-penghargaan lain berkat sandiwaranya sebagai Churchill? 'Darkest Hour' sudah bisa dinikmati mulai hari ini di bioskop Indonesia.