Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
David Koeswoyo: Seumur-umur, Papa Tak Seperhatian Itu ke Saya
6 Januari 2018 12:57 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
David Koeswoyo tampak tegar saat menyaksikan proses pemakaman ayahnya di Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Sabtu (6/1). Pria berusia 40 tahunan itu sesekali menyeka air mata yang keluar ketika berbicara mengenang ayahnya.
David masih ingat betul perbincangan dia bersama Yon Koeswoyo sebelum musisi legendaris itu dipanggil Tuhan YME, Jumat, (5/1) dalam usia 77 tahun. Yon meminta secara khusus kepadanya dibuatkan lemari empat pintu karena bajunya sudah terlalu banyak.
"Saya bilang, 'Pa, kenapa enggak beli baru aja kalau lemarinya sempit?"
"'Enggak, enggak mau. Lu bikin aja. Kapan mau bikin? Besok, ya!" ujar David menirukan permintaan Yon
"Wah, besok? Januari, ya..."
"Kok lama banget?"
"Saya mau liburan, Pa..."
" Oh, iya... iya... Jangan lama-lama, ya."
David kembali merasakan kejanggalan saat mendapat perhatian lebih dari Yon ketika ia dan keluarganya pamit hendak berlibur ke Pulau Raja Ampat, Papua. Yon terdengar berat melepas kepergian David saat tahu anak ke-2 dari pernikahan bersama Damiana Susi itu akan pergi selama 10 hari di awal tahun.
ADVERTISEMENT
"Seumur-umur Papa saya enggak pernah perhatiannya sebesar itu ke saya. Bahkan sampai ke Raja Ampat pun, waktu video call dia bertanya, 'Lu kapan pulang, Vid?'"
"Hari Sabtu," jawab David.
"Kok lama sekali? Jangan lama-lama."
Ternyata Yon ingin segera bertemu dengan David untuk makan bersama di restauran. Sebuah permintaan sederhana dari ayahnya yang sudah uzur dan sakit-sakitan.
"Saya bilang, 'Kan ada Mas Gerry.'"
"Enggak, Papa nunggu kamu. Makanya jangan lama-lama ya nanti. Kalau sudah sampai Jakarta, langsung ke rumah Papa, ya... Kita makan di restauran."
"Itu sorenya saya video call, subuh dia berpulang," lanjut David sedikit tercekat.
Sekitar jam 9 pagi Waktu Indonesia Timur (WIT), David dikabarkan istrinya bahwa sang ayah sudah menghadap Tuhan YME. "Lepas itu air mata saya tumpah," katanya pelan.
ADVERTISEMENT
Saat itu David segera mencari tiket pulang ke Jakarta. Dia juga meminta kepada keluarganya agar pemakaman Yon ditunda satu hari. "... karena sorenya Papa bilang, 'kamu pulang ya jangan lama-lama.'"
David bersama istri dan sepupunya kemudian naik perahu boat untuk menyeberang ke pelabuhan kecil. Setelah itu dia naik feri ke Sorong dengan perjalanan yang cukup panjang.
"Sampai Sorong jam 16.35 WIT. Sedangkan pesawat kami jadwalnya 16.45. Kebayang enggak paniknya? Kalau ketinggalan ini, kelar kami..."
"Kami pusing. Kapal sandar, buru-buru kami turun. Lari cari taksi, berapa Pak ke bandara? Rp 100 ribu, jalan. Padahal dekat. Enggak mikir lagi kami. Sampai bandara 16.40 lebih sedikit. Kami udah pesimis enggak dapet. Pas check in, ternyata masih bisa karena pesawatnya baru landing. Alhamdulillah ini kehendak Allah. Itu tipis waktunya. Di Sorong penerbangan enggak terlalu banyak, harus nunggu beberapa hari," jelas David.
David yang juga berkarier di dunia musik dan sempat membentuk band Junior, juga mengingat satu pesan ayahnya yang paling berkesan. "Dia utarakan ke saya dan orang-orang di luar, entah itu penggemar atau penonton yang sedang menyaksikan penampilan dia, 'Ini anak saya David. Nanti dia yang akan gantikan saya.' Itu selalu diucapkan berulangkali sama dia."
ADVERTISEMENT
Sebagai anak dan musisi, David mengenang semangat Yon dalam berkarya tak pernah padam meskipun kondisi ayahnya sudah tak lagi sehat dan bugar. Yon sempat manggung di Kediri pada 20 Desember lalu dalam kondisi kakinya yang sedang bengkak. Yon menderita komplikasi penyakit mulai dari diabetes hingga paru-paru.
"Saya sama sepupu-sepupu saya datang. Kami rayu dia, 'Papa sakit lho kakinya bengkak, harus dirawat. Enggak mau dia. Subuh dia tetap jalan. Berangkat dia, nyanyi di sana," tutur David.
"Kakak saya laporan, Papa ini lima lagu langsung kelihatan drop. Akhirnya disetop, padahal biasanya dia nyanyi 10 - 15 lagu. Waktu di Kediri itu dia udah enggak kuat. Pulang dari Kediri, drop lagi dan masuk rumah sakit."
Menurut Bonita Angela, istri Yon yang memberinya dua anak, suaminya tak pernah mau dirawat di rumah sakit lama-lama. Yon meminta pulang ke rumah di Pamulang sebelum pengobatannya selesai.
ADVERTISEMENT
"Om Yon lebih senang di rumah Pamulang karena luas, senang lihat rumput hijau."