news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dea Panendra Ingin Buat Sekolah Seni Pertunjukan

21 Desember 2018 22:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dea Panendra (Foto: Munady Widjaja )
zoom-in-whitePerbesar
Dea Panendra (Foto: Munady Widjaja )
ADVERTISEMENT
Artis Dea Panendra sukses memenangkan Festival Film Indonesia (FFI) 2018 lewat perannya di film ‘Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak’. Di akhir tahun 2018. ia justru memilih untuk kembali menjadi aktris panggung lewat drama musikal ‘Bunga Untuk Mira’ yang rencananya dipentaskan di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, pada 22 dan 23 Desember.
ADVERTISEMENT
Ketika ditemui di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (21/12), Dea menceritakan awal mula tertarik pada dunia seni pertunjukan. Ia mengaku hanya seorang penyanyi yang ‘dijebak’ oleh Erwin Gutawa pada 2010.
“Pertama itu sama Erwin Gutawa di ‘Laskar Pelangi’. Dia kebetulan juri Indonesian Idol dan dia bilang, ‘De, ke Jakarta ikut drama musikal’. Aku bilang, ‘Mas, aku enggak bisa nari dan akting’. Kata dia belajar gitu. Akhirnya sudah delapan tahun aktif di drama musikal,” kata Dea.
Dea Panendra (Foto: Munady)
zoom-in-whitePerbesar
Dea Panendra (Foto: Munady)
Dea pada akhirnya sangat mencintai dunia seni pementasan dan bekerja tidak hanya untuk uang, namun juga ilmu dan penyaluran hobi. Bahkan, ia punya mimpi bisa mendirikan sekolah khusus untuk orang-orang yang juga punya kecintaan sama dengannya.
ADVERTISEMENT
“Sekolah kecil aja sih. Aku sama teman-teman bermimpi bisa dirikan sekolah yang bisa membantu orang yang mau tahu gimana act di stage atau di depan kamera,” tuturnya.
Dea pun menuturkan siapa saja kerabat yang ingin membantu mewujudkan mimpi tersebut. Salah satunya adalah Titien Wattimena yang merupakan penulis skenario beberapa film seperti ‘Aruna dan Lidahnya’, ‘ Mengejar Matahari, dan ‘Hello Goodbye’.
“Kebetulan aku sama dua sahabatku yang juga acting coach, ada teman sutradara dan produser, sama mbak Titien Wattimena juga. Dia kayak mau bantu untuk pengajar penulisan skenario,” kata Dea.
Perjalanan Dea membuat sekolah seni pertunjukan masih cukup panjang. Namun, ia mengaku sudah mulai mencari-cari tempat di Jakarta untuk nantinya sekolah tersebut bisa didirikan.
ADVERTISEMENT
“Cuma sudah lihat-lihat kemarin di Kemang ada gedung ruko gitu. Tapi, nabung dulu ya. Kan enggak mudah dan murah,” tutup Dea Panendra.