Denada Beri Penjelasan ke Anak soal Perceraiannya dengan Cara Mendongeng

31 Januari 2022 20:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Artis Denada saat ditemui seusai mengisi acara dikawasan Tendean, Jakarta, Jumat, (8/11/2019). Foto: Ronny
zoom-in-whitePerbesar
Artis Denada saat ditemui seusai mengisi acara dikawasan Tendean, Jakarta, Jumat, (8/11/2019). Foto: Ronny
ADVERTISEMENT
Penyanyi Denada sudah bercerai dengan Jerry Aurum sejak tahun 2015. Namun, hubungan mereka tetap baik demi anak semata wayang mereka, Aisha.
ADVERTISEMENT
Denada mengaku, selama ini putrinya tersebut tak tahu dirinya dan Jerry sudah bercerai. Aisha baru tahu ayah dan ibunya telah berpisah saat ia menjalani pengobatan leukimia di Singapura.
Saat menjadi bintang tamu di kanal YouTube TS Media, Denada mengungkapkan bagaimana caranya memberi tahu Aisha soal perceraiannya dengan Jerry. Ia ternyata melakukannya dengan cara mendongeng.
Penyanyi Denada saat ditemui usai mengisi acara di kawasan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Senin, (1/7). Foto: Ronny
"Kebiasaanku itu dongeng sama Aisha, almost every night. Sebelum tidur, selalu ada dongeng. (Teman Denada bilang) 'Apa pun yang kamu mau sampaikan ke Aisha, sampaikan lewat dongeng.' Termasuk bahwa aku sudah enggak sama papanya, itu Aisha baru-baru ini saja tahu. Semua aku ceritain (dengan dongeng) step by step," ucap Denada.
Pelantun lagu Jogetin Aja itu berusaha meyakinkan Aisha bahwa hubungannya dengan Jerry tetap baik-baik saja meski sudah berpisah. Denada juga berusaha menganalogikan perceraiannya itu dengan cerita hewan.
ADVERTISEMENT
"(Denada cerita ke anak) 'Ini kayak burung dalam sangkar, burung yang satu lagi punya sangkar di situ.' Jadi penjelasan ini aku jelasin secara ringan banget, pakai dongeng, tokoh-tokoh di dalam dongeng," tuturnya.
Metode serupa juga digunakan Denada untuk menjelaskan soal Jerry Aurum yang harus mendekam di penjara karena kasus penyalahgunaan narkoba.
"Begitu juga waktu jelasin soal papanya lagi ada di dalam (penjara). Aku juga jelasinnya, pertama-tama dari kenyataan bahwa manusia bisa bikin salah kapan pun, dan setiap manusia setiap buat salah harus menjalani konsekuensi. Tapi orang dewasa dan anak-anak, saat mereka buat salah, itu tak membuat mereka jadi orang jahat," kata Denada.