Dibintangi Michelle Ziudith, Film Puang Bos Angkat Kisah Pembuatan Kapal Pinisi

11 Februari 2024 18:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain film Puang Bos. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain film Puang Bos. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Film drama komedi Puang Bos sudah memulai proses syuting pada 5 Februari lalu. Film ini diproduksi Megti Media Film dan digarap oleh dua sutradara kelahiran Sulawesi, Adink Liwutang dan Rusmin Nuryadin.
ADVERTISEMENT
Film Puang Bos yang melibatkan rumah produksi dari Makassar, yaitu AIM Production, mengangkat kearifan budaya lokal. Film ini akan mengedukasi para penonton dengan mengupas tuntas sejarah proses pembuatan Kapal Pinisi, yang telah dijadikan warisan budaya tak benda oleh UNESCO.
Dalam film Puang Bos akan digambarkan secara mendetail bagaimana bahan baku Kapal Pinisi seperti pemilihan kayu yang tepat, yakni kayu dari pohon na'nasa atau pohon gofasa. Apalagi bahan kayu ini mulai langka karena minimnya penanaman kembali jenis pohon tersebut.
Selain itu, dalam film Puang Bos juga akan membahas bagaimana keberlangsungan dan regenerasi pembuat kapal di Tanah Beru.
Film Puang Bos juga membawa hangatnya kisah keluarga yang dekat dengan masyarakat Indonesia, khususnya di Sulawesi.
Para pemain film Puang Bos. Foto: Dok. Istimewa

Tantangan dalam Penggarapan Film Puang Bos

Adapun tantangan dalam penggarapan film Puang Bos adalah membuat para pemain yakni Michelle Ziudith, Ibrahim Risyad, Pritt Timothy, Gilbert Patiruhu, Zoe Levana, Mongol Stres, dan Arif Brata untuk berdialek Bugis Makassar saat proses reading.
ADVERTISEMENT
Tantangan lainnya adalah menyandingkan mereka dengan para aktor Makassar juga talenta berbakat yang telah terpilih dari hasil casting di Makassar pada 14-15 Januari lalu.
Sementara itu, Michelle Ziudith merasa senang bisa tergabung dalam film Puang Bos. Sebab, ini kali pertama untuk dirinya berperan sebagai orang Bulukamba.
"Sangat challenging dan menarik karena ada culture yang harus dibiasakan juga," kata Michelle dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, belum lama ini.
Perempuan 29 tahun ini berharap film Puang Bos bisa diterima dan dinikmati oleh masyarakat. Ia pun mengajak orang-orang untuk menyaksikan film itu.
"Semoga kerja keras kita semua dan tim dapat diapresiasi seluruh masyarakat dan karya ini dapat dinikmati dengan baik," tutur Michelle.
Para pemain film Puang Bos. Foto: Dok. Istimewa
Senada dengan Michelle, Ibrahim Risyad merasa senang bisa bergabung dalam film Puang Bos. Menurut Ibrahim, film ini memiliki cerita yang menarik dan akan mengedukasi penonton mengenai Kapal Pinisi.
ADVERTISEMENT
"Harapan saya film ini bisa diterima para penonton, khususnya masyarakat Makassar dan bisa mengedukasi masyarakat tentang Kapal Pinisi," ucapnya.
Pria 30 tahun itu mengungkapkan tantangan bermain dalam film Puang Bos, yaitu penggunaan bahasa Makassar. Menurut dia, hal itu sulit sekali dipelajari karena banyak sekali imbuhan dan logat yang mendayu.
"Untungnya aku didukung oleh tim yang baik dan teman-temanku orang Makassar yang hampir setiap malam kita teleponan untuk membantu belajar bahasa dan logat," ujar Ibrahim.
Sementara itu, Meggy Tribuana dari Megti Media Film berharap film Puang Bos dapat semakin memupuk kepedulian dan kecintaan pada warisan budaya Indonesia.
Produksi film Puang Bos juga dilakukan di Tanjung Bira, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi, yang dapat mengeksplorasi tempat-tempat indah di Indonesia, sehingga bisa meningkatkan minat pariwisata di daerah sekitar.
ADVERTISEMENT
"Semoga film ini menjadi manfaat dan berkah bagi semuanya," kata Meggy.