Dokter Richard Lee Jawab Tudingan Gelar PhD Abal-abal hingga Praktik Tak Berizin

17 Desember 2024 8:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dokter Richard Lee bersama kuasa hukum menggelar konferensi pers. Foto: Ronny
zoom-in-whitePerbesar
Dokter Richard Lee bersama kuasa hukum menggelar konferensi pers. Foto: Ronny
ADVERTISEMENT
Nama dokter Richard Lee tengah menjadi sorotan beberapa waktu belakangan ini. Ia sempat mendapat beragam tudingan dari Dokter Detektif (Doktif) mengenai praktiknya sebagai dokter kecantikan yang diduga tidak berizin, gelar PhD yang abal-abal hingga soal skincare WT milik Richard Lee yang dituding overclaim.
ADVERTISEMENT
Saat menjadi bintang tamu di podcast Denny Sumargo, Richard akhirnya buka suara mengenai semua tudingan tersebut. Di awal video, Denny Sumargo langsung "menembak" dirinya soal gelar PhD yang didapat Richard dari Atlantic International University.
Doktif sempat menyebut bahwa kampus tersebut dikenal ilegal. Alhasil Richard mendapat kecaman netizen yang menyebut gelar yang didapatnya tidak kredibel.
"Aku S1 di universitas Sriwijaya, S2 aku itu di Respati Indonesia, MARS, itu Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Dan pada waktu itu aku pengin lanjut belajar bisnis. Pada waktu itu ada Covid sehingga penginnya online, dan pada waktu itu ada kesempatan untuk kuliah di Atlantic International University," ungkapnya seperti dikutip dari video berjudul DOKTIF VS RICHARD LEE, ADU DATA, HINGGA LAPOR POLISI SIAP DIHADAPI, SIAPA YANG BENAR?
Artis Denny Sumargo saat ditemui wartawan usai melaporkan DJ Verny terkait pencemaran nama baik di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa, (22/08/2023). Foto: Agus Apriyanto
"Aku ikut kuliahnya dan jujur sampai detik aku mau tamat, aku enggak tahu track record sekolah itu. Aku dikasih kesempatan untuk kuliah, ada kesempatan untuk bayar kuliah dengan baik dengan sekolah jarak jauh, dikasih tugas, ya, gue kerjain, disertasi gua kerjain, selesai nih. Nah, pertanyaan gue, orang pilih skincare gue, karena gue PhD atau karena edukasi gue?" sambungnya.
ADVERTISEMENT
Mendengar itu, Densu kembali melontarkan pertanyaan yang cukup menohok.
"Tapi ada konsep, PhD lo gunakan buat branding lo untuk menjual produk lo," kata Densu.
"Iya, bisa, tapi tidak gue gunakan," jawab Richard.
"Oh, ya, itu yang tahu hanya hati lo," timpal Densu kembali.
Dokter Richard Lee bersama kuasa hukum menggelar konferensi pers. Foto: Ronny
Kendati demikian, Richard mengaku salah karena tidak meriset latar belakang sekolahnya itu. Ia pun meminta maaf bila keputusannya mengambil gelar PhD di kampus itu membuat masyarakat tidak puas.
"Gua minta maaf kalau sekolahku kurang bagus, aku minta maaf dengan Doktif lah kalau misalkan sekolahku belum memuaskan orang. Tapi yang jelas murni dari hatiku ingin belajar dan itu bukan kedokteran bang, yang aku pelajari itu bisnis. Kalau misalkan itu mengecewakan kalian aku minta maaf, aku belajar lagi," kata Richard Lee.
ADVERTISEMENT
Selain menjawab soal gelar abal-abal, Richard juga merespons tudingan izin praktiknya. Ia pun menyinggung soal Doktif yang suka memberikan statement tanpa data.
"Saya anggap abang (Densu) Doktif, ya. Saya akan bilang gini, 'Doktif, hati-hati dalam ber-statement, aku sering lihat Doktif terburu-buru memberikan statement tanpa data. Kita ini ada UU ITE, saya sebagai sejawat, sayang sekali sama doktif dan nggak pengin doktif sampe punya masalah hukum'," ujarnya.
Di situ, Richard memberikan secarik kertas yang berisi izin praktiknya. Ia mengatakan surat izin itu berlaku sampai Oktober 2025.
"Ada (izin praktik). Surat izin praktik saya berlaku sampai 11 Oktober 2025," tegasnya sambil memperlihatkan surat izin tersebut.
Lantas mengapa Richard Lee sebelum ini memilih untuk diam dan tak menanggapi tudingan Doktif?
ADVERTISEMENT
"Diam itu bukan artinya saya salah, saya enggak mau berkonflik. Ini bisa buat masalah hukum dan apa yang dilakukan itu fitnah. Dan yang difitnah bukan cuma saya, ada istri saya, ada karyawan saya, produk-produk saya dikatakan tanpa data," pungkasnya.