Eddi Brokoli dan Kegemarannya Naik Sepeda Motor

2 Maret 2018 12:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Edi Brokoli (Foto: Dok. Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Edi Brokoli (Foto: Dok. Munady Widjaja)
ADVERTISEMENT
Berkendara menjelajah alam menggunakan sepeda motor adalah hobi presenter Eddi Brokoli. Kegemarannya ini bermula ketika Eddi diperkenalkan dengan alam oleh orang tuanya sejak masih kecil. Dirinya ingat perkataan sang ayah, kalau salah satu cara dekat dengan Tuhan adalah dengan menikmati ciptaan-Nya.
ADVERTISEMENT
"Saya diajarkan sama keluarga, sama ayah saya. 'Kalau kamu mau deket sama Tuhan, banyak jalan-jalan deh, supaya kamu lihat betapa besar ciptaan-Nya'. Dan betapa kecil kita di alam yang begitu luas ini," kata Eddi ditemui di kawasan Gandaria, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Karena itulah, sejak kecil, pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, ini kerap menjelajah alam. Ayahnya yang tergabung dengan kelompok pecinta alam suka mengajak Eddi kecil naik gunung. Ditambah, saat duduk di bangku SMP, Eddi juga bergabung dengan kelompok pecinta alam.
Semakin bertambah usia, ketika surat izin mengemudi ia miliki, barulah pria berusia 40 tahun itu masuk ke dunia sepeda motor. Pergaulannya pun bertambah luas dengan melakukan riding bersama kawan-kawan yang memiliki hobi serupa.
ADVERTISEMENT
"Kalau motoran, jujur, dari SMA juga sudah naik motor, sesudah punya SIM. Terus, sekolah juga naik sepeda motor. Kemudian, mulai banyak gaul sama temen-temen yang riding. Yuk, ke sini, ke sini, belakangan makin rame, makin rame, kan," ungkapnya.
Pria bernama asli Eddy Hidayatullah ini mengungkap, dengan pergi ke alam, maka semakin banyak syukur yang dipanjatkan. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, manusia harus menjaga dan merawat alam, jangan hanya menghabiskan waktu bermain game saja, tapi jelajahilah alam.
"Kita pergi ke alam ya, kalo terdengar agak naif tapi ini memang nyata. Semakin kita kecil di alam ini, semakin kita banyak bersyukur. Terus, semakin terasa kecil makin kita harus menyayangi alam," ucapnya.
"Soalnya kalau kita jahat sama alam, sekalinya alam marah sama kita itu ya, gempa, ya longsor, ya gunung meletus. Jadi, kita memang harus menyayangi alam yang sudah diciptakan sama Tuhan. Tuhan tuh kalo buat saya, desainer paling keren karena maha semuanya. Kita bisa melihat saat kita ke alam, kalo kita di kamar doang main game itu enggak akan terasa. Dilihat di tv pun lain yang kita lihat (secara langsung)," lanjut Eddi.
ADVERTISEMENT
Pemeran film 'The Tarix Jabrix' ini pernah riding untuk jarak kurang lebih 900 kilometer. Kala itu, Eddi bersama dua temannya riding dari Bandung, Jawa Barat, ke Wonogiri, Jawa Tengah, pulang pergi.
Beberapa waktu lalu, bersama putra sulungnya, Alifian Taufiq, pria berusia 40 tahun itu riding menggunakan motor trail ke Gunung Batu, Padalarang, Jawa Barat. Selain riding berkelompok, dirinya kerap kali melakukan solo riding, salah satunya dari Lombok ke Sumbawa.
Rasa khawatir tentu pernah dirasakan oleh sang istri di rumah. Akan tetapi, Eddi mampu meyakinkan sang istri kalau dirinya akan baik-baik saja karena bintang film 'Ku Tunggu Jandamu' itu selalu menggunakan peralatan keamanan, mulai dari helm sampai jas hujan pun ia siapkan. Dirinya juga tidak kebut-kebutan di jalan karena alasannya ia berkendara adalah untuk menikmati pemandangan, bukan menikmati kecepatan.
ADVERTISEMENT
"Saya riding jarang ngebut. Kalo ngebut tidak bisa menikmati apa-apa. Kalo mau ngebut, di trek balap saja karena memang enggak perlu lihat kiri kanan. Lo nikmatin speed, aspal. Tapi ketika riding adventure, kalo lo ngebut, justru ketinggalan banyak hal. Jadi, santai saja lihat kiri, kanan, pemandangan, air terjun," tuturnya.
"Kalo riding tuh (kecepatan) 90-100 itu sudah paling ngebut karena treknya memungkinkan untuk ngebut. Selebihnya, enjoy saja dan riding saya bukan ingin cepat-cepat sampai tujuan. Riding justru menikmati perjalanan, di tujuan malah istirahat," tutupnya.