Eko Patrio Ungkap Penyakit yang Diidap Ayahnya Sebelum Meninggal Dunia

2 Juli 2021 17:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presenter Eko Patrio. Foto: Instagram @ekopatriosuper.
zoom-in-whitePerbesar
Presenter Eko Patrio. Foto: Instagram @ekopatriosuper.
ADVERTISEMENT
Eko Patrio tengah berduka. Ayahnya, Sumarsono Mulyo, meninggal dunia di usia 80 tahun pada hari ini, Jumat (2/7).
ADVERTISEMENT
Komedian dan presenter berusia 50 tahun tersebut mengatakan bahwa sang ayah sejak dua bulan belakangan mengidap sejumlah penyakit. Almarhum juga sempat dirawat di rumah sakit.
"Beliau sakit yang memang sudah berkepanjangan, artinya sudah dua bulan. Awalnya cuma jatuh doang. Habis nyapu-nyapu, bersihin, tiba-tiba jatuh. Habis jatuh, terusnya ngerasa enggak enak di pinggang, akhirnya dibawa ke rumah sakit. Tiba-tiba merembet, ada (sakit) paru-parulah, ada jantung, ada segala macam," ujar Eko Patrio di rumah duka di kawasan Buaran, Jatinegara, Jakarta Timur.
Eko Patrio Foto: Munady Widjaja
"Terus, tiba-tiba ditemuin parkinson juga. Ya, sudah, akhirnya dirawat, dua minggu, pulang. Terus, dirawat lagi di rumah sakit di Jakarta Utara, juga dua minggu. Terusnya sembuh, pulang," sambungnya.
Eko Patrio melanjutkan, ayahnya meninggal sebulan setelah terakhir kali dirawat di rumah sakit. Beliau mengembuskan napas terakhir di rumah.
ADVERTISEMENT
"Tiba-tiba tadi Jumat jam 12 siang meninggalkan kita semua. Jadi, artinya Bapak meninggalkan kami tidak di rumah sakit, tapi di rumah, dengan penyakit, yaitu usia lanjut dan parkinson. Tadi juga dokter datang periksa juga, bukan kena COVID-19, tetapi memang penyakit sudah usia lanjut," tutur Eko Patrio.
Eko patrio tiba di rumah duka Sys Ns Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan
Pemilik nama lengkap Eko Hendro Purnomo tersebut mengaku belum tahu pasti kapan pemakaman akan dilangsungkan. Yang jelas, ia ingin secepatnya memakamkan jenazah sang ayah demi menghindari adanya kerumunan pelayat.
"Dalam kondisi COVID-19 gini, lebih cepat lebih bagus karena semakin banyak orang juga semakin tidak baik buat saya. Banyak saudara yang mau datang. Saya bilang, 'Ya, sudah. Lebih baik dimakamkan sekarang.' Tapi, saya lihat dulu kondisinya, bagaimana pemandiannya, terus apakah sampai malam atau enggak. Kalau misal sampai sebelum magrib, sih, saya tetap mau makamkan saja biar tidak kumpul orang banyak. Saya tetap lihat protokol kesehatannya," pungkas Eko Patrio.
ADVERTISEMENT