Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Escape Magic dan Risiko Besar Atraksi Sulap Demian
1 Desember 2017 16:16 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Sulap masa kini tak cuma mengeluarkan kelinci atau merpati dari topi. Itu terkesan kuno. Atraksi para pesulap makin beragam, dengan aliran sulap yang terus berkembang seiring zaman.
ADVERTISEMENT
Namun pertunjukan terakhir Demian, The Death Drop, menurut Oge Arthemus, master escapologist pertama Indonesia, lebih tepat disebut escape magic. Dan aksi escape magic Demian--yang membuat sang stuntman terluka parah--ialah salah satu jenis yang amat berbahaya.
Escape magic tersebut menggunakan kru sebagai bagian dari atraksinya. Kru adalah bagian dari ilusi yang dilakukan Demian dalam meloloskan diri dari jeratan gembok-gembok. Dan kru tersebut menanggung risiko sama besar dengannya.
Mari lihat lagi aksi Demian Aditya. Dengan setelan hitam-hitam, ia naik tangga menuju peti yang tergantung sekitar 3 meter di atas panggung America’s Got Talent (AGT) 2017. Suara dentuman mengiringi, membuat suasana kian mendebarkan.
ADVERTISEMENT
Sang ilusionis lalu masuk ke dalam peti, mengembuskan napas berat, lalu menganggukkan kepala kepada asistennya, pertanda siap dikunci di dalam peti.
Kedua tangan Demian dibebat borgol yang menggantung di langit-langit panggung. Tangga disingkirkan dan api dinyalakan. Api itu perlahan membakar tambang penyangga peti.
Aksi Demian pun dimulai. Ia dengan mudah berhasil melepaskan tangan dari jerat borgol. Namun dalam hitungan beberapa menit, tambang terputus dan bam! Peti yang seharusnya jatuh menimpa tombak malah tersangkut di tengah-tengah.
Demian memang kemudian muncul di belakang para juri dengan sehat walafiat. Namun peti yang tersangkut membuat aksinya tak menimbulkan efek kejut seperti yang diharapkan.
Lebih lanjut, kegagalan dalam melakukan aksi tersebut bukan hanya membuat Demian gagal melanjutkan perjalanannya di AGT 2017, tapi juga menimbulkan rasa penasaran untuk mengulang aksinya.
ADVERTISEMENT
Untuk menebus rasa gagal yang mengganjal hati, Demian mengulangi aksi yang dia namakan The Death Drop itu di acara SCTV Awards 2017, Rabu malam (29/11).
Kali ini peti Demian berhasil terjun bebas tanpa hambatan. Demian juga muncul dari belakang panggung tanpa luka.
Namun ternyata, petaka lebih besar terjadi.
Terlihat seorang pria masih berada dalam peti saat peti itu terjatuh ke tombak-tombak yang disulut api. Lelaki itu kru Demian, stuntman bernama Edison Wardhana, mantan pebasket Indonesia.
Edison terluka parah, dilarikan ke rumah sakit, dan setelah sempat koma kini telah siuman.
Kecelakaan ini mungkin menjadi salah satu kecelakaan terbesar dalam aksi Demian selama 17 tahun kariernya sebagai ilusionis.
Aksi-aksi sulap memang memiliki risiko sangat tinggi. Mentalis Deddy Corbuzier dalam video di akun YouTube-nya yang diunggah khusus untuk menanggapi insiden aksi Demian, mengatakan “sulap mungkin mecabut nyawa seseorang”.
ADVERTISEMENT
Semua aksi sulap membutuhkan latihan puluhan kali untuk memastikan kesiapan dan keselamatan pertunjukan. Terlebih aksi escape magic yang dilakukan Demian adalah salah satu yang berbahaya.
Pesulap Oge Arthemus kepada kumparan, Jumat (1/12), mengatakan dalam aksi escapologist, risiko lebih banyak ditanggung oleh sang pesulap sendiri. “Kalau ada something goes wrong, sudah pasti kami (pesulap) yang kena.”
Namun dalam atraksi escape magic, kru menanggung risiko sama besar dengan si pesulap.
Satu aksi sulap besar, menurut Oge, setidaknya membutuhkan waktu tiga bulan untuk persiapan.
Apalagi, ujarnya, atraksi escape magic memang ikut membahayakan nyawa orang lain selain dirinya sendiri. Jika gagal bukan hanya malu didapat, tapi jiwa bisa melayang.
Oge mengatakan, dalam melakukan sebuah atraksi, ada 3 hal yang harus menjadi fokus pesulap. Pertama, memperhatikan setiap detail, seperti kesiapan tim dan alat.
ADVERTISEMENT
Kedua, saat melakukan persiapan atraksi, lakukan segala upaya untuk memperkecil atau mengantisipasi hambatan yang mungkin terjadi. Misalnya, perhitungkan perbedaan tempat latihan dengan lokasi atraksi, karena hal itu dapat memengaruhi kelancaran aksi.
“Semua dikalkulasikan dengan hitungan matematika dulu. Tapi di lapangan, lihat lagi kondisinya. Misalnya (arah embusan) angin atau jalanannya seperti apa. Lalu atur lagi semuanya,” kata Oge.
Ketiga, pengecekan berkali-kali, terutama saat geladi bersih. “Cek, ricek, ricek, ricek,” tekan Oge. Sebab mengecek kesiapan semua alat yang digunakan adalah kewajiban performer.
Jika nantinya terjadi kesalahan, baik human error maupun malfungsi alat, seorang pesulap atau ilusionis tidak bisa menyalahkan kru mereka.
“Saya tidak bisa memercayakan alat-alat saya sama orang, bahkan dengan kru terdekat saya,” tutur Oge.
ADVERTISEMENT
Biasanya, sesaat sebelum show, Oge mengecek sendiri semua alat yang akan dia gunakan. “Intinya kru saya hanya membantu saja.”
Risiko yang amat tinggi membuat pesulap harus menempatkan keselamatan sebagai prioritas utama.
Deddy Corbuzier menegaskan, lebih baik hasil pertunjukan sulap tak sebaik yang diinginkan, daripada harus mengorbankan keselamatan.
“Pemain sulap baru ataupun senior, remember, safety comes first. Enggak ada yang namanya ‘Ah udahlah, kita coba saja.’”
Apapun, yang sudah terjadi, tak dapat dihapus. Kecelakaan pada atraksi Demian mesti jadi pelajaran penting--tak hanya untuk pesulap, tapi semua orang. Bahwa keselamatan di atas segala.