Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.7
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kala itu, .Feast tampil tak jauh dari Hotel Fairmont. Hotel tersebut ramai dibicarakan belakangan ini karena di sanalah tempat Komisi I DPR RI menggelar rapat panitia kerja (Panja) membahas Revisi UU TNI No. 34 Tahun 2004.
Meski hanya berjarak beberapa ratus meter dari venue, .Feast tetap lantang menyuarakan protes. Visual besar di layar konsernya menampilkan tulisan "Tolak RUU TNI" dan "Indonesia Gelap".
Pemain bass .Feast, Fadli Fikriawan alias Awan bahkan melontarkan satire tentang RUU TNI tersebut. Satire ini diungkap Awan usai .Feast membawakan lagu Kami Belum Tentu dan Tarot.
"Buka puasa harusnya kita menahan hawa nafsu, tapi malah kepengen ngesahin sesuatu ya," ujar Awan, disambut teriakan penonton.
Lewat Instagram, .Feast membagikan momen keseruan konser tersebut dengan caption "Sementara itu, beberapa ratus meter dari Hotel Fairmont".
ADVERTISEMENT
Gelombang Protes Figur Publik tentang RUU TNI
.Feast hanyalah salah satu bagian dari gelombang protes publik figur tentang rapat Revisi UU TNI No. 34 Tahun 2004 itu.
Komika Bintang Emon juga menggaungkan protes. Dia mengajak orang-orang untuk menolak RUU TNI yang tengah dibahas Panitia Kerja (Panja) Revisi UU TNI No. 34 Tahun 2004 itu.
Menurutnya, RUU TNI adalah sebuah kemunduran dari apa yang sudah dibangun.
"Karena kalau sampai mengurusi jabatan sipil, maka intimidasi bukanlah hal yang tidak mungkin," tulisnya.
Suami dari Alca Octa itu menganalogikan TNI sebagai alat seperti "pisau" di bidang pertahanan negara.
"Pisau hanya cocok untuk menyobek, memotong dan menusuk, jangan paksa pisau jadi pengganti sendok atau pengganti pulpen. Enggak efektif dan hanya bikin terluka," tulisnya.
ADVERTISEMENT
Selain Bintang Emon, penolakan juga diungkap oleh YouTuber dan pemilik Malaka Project, Ferry Irwandi.
Ferry menyoroti bahwa RUU TNI adalah hal terburuk dari segala hal paling buruk yang bisa terjadi di Indonesia. Bagi Ferry, menolak Revisi UU TNI artinya berharap kehidupan Indonesia yang lebih baik di masa depan.
"Mari melawan habis-habisan. Tubuh bisa membusuk dan mati, tapi gagasan dan ide tidak bisa dibunuh dengan peluru dan artileri," tulis Ferry.