Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
.Feast Lebih Personal di Album Membangun & Menghancurkan
23 September 2024 17:00 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam album Membangun & Menghancurkan yang dirilis pada 30 Agustus lalu, Daniel Baskara Putra (vokal) membagikan kisah personal lewat lagu o,Tuan. Kemudian Adnan Satyanugraha Putra (gitar) melalui lagu Nina. Sementara Dicky Renanda Putra (gitar), dan Fadli Fikriawan Wibowo (bas), masing-masing menulis kisah personal dalam lagu Arteri dan Langitruntuh.
Menulis kisah personal merupakan suatu hal yang benar-benar baru untuk personel .Feast . Adnan mengungkapkan alasan mereka melakukannya. "Karena pengin ngebangun .Feast yang baru. Cara ini juga belum pernah kita lakukan sebelumnya. Terusnya ada keresahan dari masing-masing kita juga," kata Adnan kepada kumparan, belum lama ini.
Album Membangun & Menghancurkan menjadi wadah bagi masing-masing personel .Feast untuk menumpahkan segala keresahan mereka. "Yang pengin ditumpahkan ternyata ada banyak," tutur Awan.
.Feast Lebih Leluasa di Album Membangun & Menghancurkan
.Feast selama ini dicitrakan sebagai band yang mengangkat isu sosial politik dalam lagu-lagunya. Dalam album Membangun & Menghancurkan, .Feast merasa lebih leluasa untuk menulis tentang apa pun, termasuk hal-hal personal.
ADVERTISEMENT
Album Membangun & Menghancurkan menjadi lebih personal karena lagu-lagunya menceritakan mengenai perjalanan .Feast selama 10 tahun. Perjalanan itu dipenuhi dinamika, salah satunya adalah perubahan personel. Dahulu mereka berlima, kini tinggal berempat. Sang drummer, Adrianus Aristo Aryo alias Ryo Bodat, dinonaktifkan dari band karena dugaan kekerasan seksual.
"Dari kepalanya, kuncinya sudah dibuka, sudah bisa ngomongin apa saja. Jadi album yang lebih personal juga, jadinya ada keleluasaan untuk tiap member bisa cerita masalah pribadi sebenarnya," ucap Baskara.
Menurut Baskara, memasukkan hal personal dalam album Membangun & Menghancurkan merupakan sesuatu yang ideal. Apalagi para personel ingin membangun .Feast yang baru.
"Dalam konteks kita mau ngomongin ngebangun keluarga ini yang baru, kayaknya ideal menurut kami kalau memang tiap anak, dari total 15 lagu, ada topik yang pasti hal-hal yang kami rasakan bersama, tapi ada hal-hal yang memang personal (rasakan) apa yang terjadi di hidup mereka selama beberapa tahun belakang," ujar Baskara.
Adnan dalam lagu Nina menyampaikan pesan untuk anaknya yang berumur sekitar dua tahun. Anaknya kini berada dalam fase sedang lucu-lucunya, namun Adnan tidak bisa selalu bersamanya karena urusan pekerjaan. "Nanti pas dewasa kamu ngerti kok kondisi sekarang yang lagi papa rasakan," kata Adnan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Awan dalam lagu Langitruntuh menggambarkan mengenai pasangan yang sedang jatuh cinta di tengah kondisi negara atau dunia yang tidak baik-baik saja. Namun, saat bersama, mereka seolah merasakan tidak ada masalah apa pun di dunia ini.
"Yang terjadi adalah, ya, interaksi dua insan manusia ini. Gue ngebayangin hal itu terjadi di pasangan-pasangan lainnya, seperti bukan waktu yang tepat untuk jatuh cinta, tapi kenyataannya kami jatuh cinta di waktu yang tidak tepat," tutur Awan.
Sementara itu, Baskara menceritakan mengenai rasa takut atau khawatir kehilangan orang-orang yang dicintai dalam lagu o,Tuan. Ide untuk menuliskan tema tersebut muncul karena ia menyadari bahwa para personel .Feast berada di usia yang harus siap menerima berita duka. Kabar duka ini bisa berasal dari anggota keluarga ataupun teman.
ADVERTISEMENT
Baskara memperoleh inspirasi menulis lagu o,Tuan ketika mendapat kabar bahwa ibunya jatuh dan harus dibawa ke rumah sakit. Kemudian, sang ibu harus menjalani operasi jantung.
"Itu kayaknya salah satu malam terpanjang di hidup gue, kayak gue nginap di situ, nemenin dia di kamar rumah sakitnya dan kayak subuh harus bangun, terus masuk ruang operasi," tutur Baskara.
Baskara bersyukur karena kondisi ibunya membaik. Namun, di momen itu, ia menyadari bahwa orang tuanya tidak akan hidup selamanya. Hal itu, kata Baskara, merupakan sesuatu yang tidak bisa dilawan. Akan tetapi, ia tak bisa merelakannya begitu saja.
"Rasanya kalau gue bisa ngomong sama malaikat maut gue akan ngomong kayak, 'Gue akan relain, tapi jangan sekarang, jangan hari ini, minggu ini, tahun ini.' Dan itu yang gue tulis jadi lagu di o,Tuan," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Baskara merasa senang karena ia bisa menuliskan hal personal di album milik .Feast. Sebab, ia dan para personel lainnya tidak memiliki kesempatan untuk melakukannya sebelum merilis album Membangun & Menghancurkan,
"Ada perasaan yang sangat melegakan, gue bisa tulis ini di band pertama gue, yang selama ini enggak mungkin karena enggak ada ruangan untuk nulis itu di .Feast," kata Baskara.
Mengenai perjalanan .Feast selama 10-11 tahun tergambar dalam lagu-lagu di album Membangun & Menghancurkan. Baskara mengatakan 5 track pertama di album Membangun & Menghancurkan berbicara tentang cikal bakal masalah .Feast yang akhirnya membesar pada 2-3 tahun belakangan.
Kemudian track 6-10, lanjut Baskara, menggambarkan semua anggota band dan tim memikirkan mengenai nasib .Feast ke depannya setelah diterpa masalah. "Ini sebenarnya mau ngapain, mau dibawa ke mana," tutur Baskara.
ADVERTISEMENT
Lalu, Baskara menyatakan, track 11-15 merupakan fase terakhir. Para personel menyadari bahwa mereka menyayangi .Feast. Dari yang tadinya berpikir untuk bubar, mereka memutuskan untuk mempertahankan .Feast.
Namun, memang harus ada harga yang dibayar terkait keputusan untuk bertahan. "Harus ada perubahannya," ucap Baskara.