Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Film 'Aruna dan Lidahnya' Beda dari Versi Novel, Tapi Jiwanya Sama
29 September 2018 15:56 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Film adaptasi novel dengan judul yang sama karya Laksmi Pamuntjak, 'Aruna dan Lidahnya ', mendapat respons positif masyarakat Indonesia karena tergolong unik karena mengangkat keragaman kuliner asli Indonesia. Menurut Laksmi, proyek film ini sudah diimpikan sejak 2014.
ADVERTISEMENT
"Edwin dan Nicholas Saputra kebetulan mereka sudah baca 'Aruna dan Lidahnya' dan mengaku suka. Kemudian, mereka membicarakan kemungkinan menjadikan 'Aruna dan Lidahnya' sebagai film," kata Laksmi yang datang mengenakan gaun hitam saat acara Nobar di CGV Pasific Place, SCBD, Jakarta Selatan.
"Rencana itu tidak pernah terlaksana sampai akhir tahun lalu. Semua proses sangat cepat karena April sudah shooting, sekarang tayang," tambahnya.
Senang dengan cara Edwin menyutradarai dan menggarap skenario film 'Aruna dan Lidahnya ', Laksmi ternyata memang sengaja tak mau ikut campur proses produksi. Ia merasa apabila novelnya sudah dialihkan ke media lain, maka itu akan menjadi karya orang lain.
Tapi meski tidak terlibat langsung, Laksmi puas dengan hasilnya. Sejak awal ia menaruh kepercayaan tinggi pada Edwin sang sutradara.
ADVERTISEMENT
"Hanya narasi awal saja yang dipertahankan, banyak plot yang diciptakan oleh skrip dari Edwin. Tapi, esensi tokohnya tetap bertahan. Saya percaya sama Edwin dan pilihan pemeran dari dia. Insting saya untungnya benar. Tek-tok antar pemainnya berjalan baik sekali. Dimensi berbeda dari karya itu, mulai dari politiknya, sosial concern, kemajemukan indonesia dan pengetahuan kuliner, itu semua dapat. Saya kagum," tuturnya dengan senyum.
Laksmi mengaku mendapat banyak cerita beragam dari penonton. Meski ceritanya berbeda-beda, ia mengaku tak ada satu pun orang yang protes perbedaan cerita novel dan film 'Aruna dan Lidahnya'.
"Banyak orang yang mengaku bisa relate ke semua tokoh ya. Mereka bisa lihat ada aspek di diri mereka yang sama dengan tokoh di film ini. Itu memang keberhasilan Edwin sih karena dia peka menangkap spirit cerita novelnya," ujar Laksmi.
Salah satu buah manis yang diperoleh Laksmi berkat kesuksesan 'Aruna dan Lidahnya ' adalah dukungan dari aplikasi Traveloka yang kini tengah menggalakkan fitur baru bertajuk Traveloka Eats. Fitur tersebut memudahkan pelanggan Traveloka untuk mencari makanan-makanan enak di berbagai kota di Indonesia, termasuk Jakarta, Tangerang Selatan, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Medan dan Bali.
ADVERTISEMENT
Bersama Traveloka Eats, para penonton bisa mencari secara nyata restoran-restoran yang dikunjungi oleh para tokoh di film 'Aruna dan Lidahnya'. Hal itu tentu membawa sensasi sendiri bagi para pecinta novel dan film 'Aruna dan Lidahnya.
"Pengguna dapat menggunakan Kuliner Traveloka, yang secara eksklusif akan menampilkan rekomendasi tempat makan seperti yang tertera dalam film 'Aruna dan Lidahnya' dengan mengunjungi kanal 'Makan di Mana?'" kata Senior Vice President of Business Development Traveloka, Christian Suwarna.
Laksmi merasa saat ini masyarakat Indonesia memiliki ketertarikan yang teramat besar dalam mengembangkan potensi kuliner dalam negeri.