Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Film ‘Ave Maryam’ terpilih menjadi salah satu film yang tayang di Asia Africa Film Festival (AAFF) yang diselenggarakan di Silver Screen Queen’s Head, Kemang, Jakarta Selatan, pada 24-28 April 2019.
ADVERTISEMENT
Sutradara film ‘Ave Maryam’, Robby Ertanto Soediskam, mengatakan bahwa dia dihubungi langsung oleh Kennedy Ashinze, Globetrotter Lab’s Founder dan Creative Director AAFF, yang meminta agar filmnya itu tayang di AAFF.
“Ditelpon sama Kennedy, di email, ‘Mau enggak, diputarin (film ‘Ave Maryam’ di AAFF)? Buat kita, selama bisa meramaikan festival ini dan bisa kasih yang terbaik ya, ikutin saja,” ujar Robby saat ditemui di jumpa pers AAFF di Queen’s Head, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Setelah film ‘Ave Maryam’ melewati sensor, terdapat pemotongan adegan yang cukup banyak saat tayang di bioskop Tanah Air. Robby pun meminta pada Kennedy agar memutar filmnya yang telah lulus sensor. Namun, Kennedy ingin menayangkan film tersebut yang tanpa sensor.
ADVERTISEMENT
“Saya cuma nanya sama Kennedy, ‘Bisa enggak diputarnya yang sensor?’, ‘Kita mau mutarnya yang uncensored’, ‘Kenapa?’, ‘Karena biasanya (film) festival memang lebih terbuka segala sesuatunya’,” ucap Robby.
Akhirnya, Robby mengizinkan Kennedy untuk memutar film ‘Ave Maryam’ tanpa sensor di AAFF. “Mereka punya sensor festival sendiri. Jadi, buat kita, ‘Oh, ya, sudah deh, enggak apa-apa,” katanya.
‘Ave Maryam’ menjadi film penutup AAFF yang akan ditayangkan pada 28 April mendatang pukul 21.00 WIB. Tiket untuk menonton film tersebut pun sudah habis.
Karena kuota sudah penuh, Kennedy meminta kepada Robby untuk menambah jadwal tayang film tersebut. Namun, ia menolaknya. “Kita berpikir, enggak deh, satu kali tayang saja, enggak ingin nantinya jadi gimana-gimana lagi,” tutur Robby.
ADVERTISEMENT
Robby mengaku merasa bersyukur saat mengetahui tiket untuk menonton filmnya itu sudah terjual habis.
“Senang saja sih, berarti kita diapresiasi sebagai filmmaker. Ya, senang, bersyukur saja, mudah-mudahan penonton Indonesia semakin mencintai film negerinya sendiri,” pungkas Robby.