Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Film First Breath After Coma Hadirkan Cerita Etnis Tionghoa di Akhir Era '90-an
10 Mei 2024 10:58 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Saat ini, film First Breath After Coma sedang dalam tahap mengembangkan dan baru saja terlibat di program Ties That Bind. Program ini digelar bersamaan dengan Udine Far East Film Festival 2024.
Jason menjelaskan bahwa First Breath After Coma akan menceritakan tentang perjuangan etnis Tionghoa Indonesia di akhir era '90-an. Judulnya pun akan menjadi metafora dari kondisi Tionghoa di Indonesia kala itu.
"First Breath After Coma ini merujuk pada metafora, apa yang dialami Chinese Indonesia dari tahun 1998 dan sebelumnya yang mendapat diskriminasi, enggak bisa ngomong mandarin, enggak boleh merayakan Imlek, sampai di tahun 2000 yang baru akhirnya boleh. Jadi, di sini ada kisah seperti 'bangkitnya' Chinese Indonesia dari koma selama bertahun-tahun gitu lah," ungkap Jason Iskandar saat ditemui di Udine, Italia, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, akan ada juga kisah satu keluarga yang berhadapan dengan kondisi koma sungguhan. Kisah keluarga ini yang akan menjadi fokus utama cerita di film.
"Drama keluarganya ada di tiga kakak beradik yang mencari cara agar ayah mereka yang sedang koma tetap hidup dengan suasana di luar yang, ya, ada kejadian turbulance-lah di negara kita," kata Jason.
"Jadi, ada metafora Chinese Indonesia yang seperti bangkit dari koma setelah '98 dan ada kisah seorang ayah yang sedang koma dan Imlek pertama di tahun 2000 itu nanti jadi bagian penting di filmnya," sambungnya.
Film First Breath After Coma Direncanakan Tayang pada 2026
Saat ini, First Breath After Coma masih dalam tahap pengembangan dan Ties That Bind di Udine, Italia adalah workshop kedua yang diikuti setelah sebelumnya dilakukan di Taipei pada November 2023.
ADVERTISEMENT
Produser Florence Giovani jelaskan kenapa workshop Ties That Bind ini penting untuk proyek First Breath After Coma.
"Selama workshop ini kita ketemu sama orang dari industri film, ada yang dari Asia dan Eropa, ketemu produser-produser, script consultant, sales agent, distributor, dan orang-orang festival film dari seluruh dunia," tutur Florence.
"Jadi, film kita yang sangat lokal ini ketika dibawa keluar Indonesia, jadi mendapat perspektif baru dari dunia internasional dan dari sana kita jadi dapat gambaran baru sih, ini kita bisa develop lebih lanjut ke arah mana," sambungnya.
Lantas, kapan rencananya First Breath After Coma akan dirilis? Apakah saat ini sudah ada pengembangan besar dari segi produksi dan kreatif yang membuat film bisa segera tayang?
ADVERTISEMENT
"Kita sudah sampai ke draft enam, harapannya setelah workshop ini, kita akan ke project market dan itu pasti akan makan waktu cukup panjang, bisa satu tahunan. Target kita, produksi bisa dimulai 2025 dan rilisnya di 2026," ujar Florence.
Florence juga menjelaskan bahwa dirinya dan Jason berharap First Breath After Coma bisa mendapat co-production dari beberapa negara, seperti Singapura, Filipina, Taiwan, Prancis, atau Belanda. Menurut mereka, co-production akan memberi pendanaan tambahan serta ilmu dari segi kreatif dan produksi.