Film Ketika Cinta Bertasbih Tutup Festival Film Asia ke-13 di Jeddah

8 Maret 2020 11:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertunjukan tari pada penutupan acara Asian Film Festival 2020. Foto: Dok. KJRI Jeddah
zoom-in-whitePerbesar
Pertunjukan tari pada penutupan acara Asian Film Festival 2020. Foto: Dok. KJRI Jeddah
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Film Ketika Cinta Bertasbih menutup rangkaian Festival Film Asia ke-13 atau the 13th Asian Film Festival (AFF-13) yang digelar oleh Asosiasi Konsul Jenderal Asia atau Asian Consuls General Club (ACGC).
ADVERTISEMENT
Penutupan AFF-13 yang berlangsung pada 5 Maret lalu, dihadiri para Kepala Perwakilan ACGC, perwakilan negara sahabat, mitra KJRI Jeddah dari kalangan pengusaha dan instansi pemerintah setempat, warga Saudi dan asing yang tergabung dalam peserta Program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), serta awak media.
Sebanyak enam film dari negara anggota telah diseleksi oleh ACGC untuk ditayangkan dalam gelaran (AFF-13) yang berlangsung selama sebulan, yaitu film India, Filipina, Indonesia, Korea, Malaysia, dan Pakistan.
Foto bersama dalam acara Asian Film Festival 2020. Foto: Dok. KJRI Jeddah
Ditonton sekitar tiga ratus tamu undangan, film Ketika Cinta Bertasbih, yang diangkat dari salah satu novel terlaris karya Habiburrahman El-Shirazy dan mengambil setting di Cairo Mesir dan Indonesia ini, berhasil menyihir tamu yang memadati Balai Nusantara (Balnus) Kompleks Wisma Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah.
ADVERTISEMENT
Mengawali rangkaian acara, malam penutupan AFF-13 menyuguhkan Tari Gamyong, tarian klasik yang berasal dari Jawa Tengah, dan Tari Merak yang dibawakan kelompok tari dari Sekolah Indonesia Jeddah.
Penutupan acara Asian Film Festival 2020. Foto: Dok. KJRI Jeddah
Dalam sambutannya, Konjen RI Jeddah, Eko Hartono, menyatakan Festival Film Asia merupakan media untuk mengenalkan kekayaan budaya dari Negara-negara Asia yang beraneka ragam.
“Banyak cara untuk mengenalkan keanekaragaman kita, salah satunya adalah film yang berbicara bahasa universal. Yang lebih penting, film membuat kehidupan di sekitar kita relevan dengan masa lampau, kini dan masa depan,” ucap Eko dalam keterangan tertulis, Minggu (8/3).
Suasana acara Asian Film Festival 2020. Foto: Dok. KJRI Jeddah
Dalam kesempatan tersebut, Eko mengapresiasi Kerajaan Arab Saudi yang telah membuka gerbang untuk mengeksplorasi kekayaan budaya Asia. Selain itu, mereka memberikan ruang bagi warganya dan warga asing yang tinggal di Arab Saudi, untuk mengenal nilai-nilai budaya Asia.
ADVERTISEMENT
Senada dengan Eko, Konjen Filipina yang sekaligus Koordinator AFF-13, Ed Badajos, menegaskan bahwa film merupakan sarana untuk memahami budaya-budaya bangsa lain.
“Melalui film yang telah saya tonton beberapa hari terakhir, terus terang saya merasa senang karena saya berkesempatan banyak mengenal budaya dari bangsa-bangsa Asia,” ucapnya saat menyampaikan sambutan penutupan AFF-13.
Oleh sebab itu, Ed Badajos mengapresiasi KJRI Jeddah yang bersedia menjadi tuan rumah penutupan AFF-13.
Pertunjukan tari penutupan acara Asian Film Festival 2020. Foto: Dok. KJRI Jeddah
Asian Film Festival merupakan salah satu program tahunan yang diselenggarakan oleh ACGC yang beranggotakan 13 negara. Tujuannya adalah untuk mempromosikan pemahaman Warga Saudi dan asing yang menetap di Arab Saudi terhadap budaya Bangsa-bangsa Asia yang beraneka ragam.
Anggota ACGC terdiri dari Bangladesh, Brunei, Cina, India, Indonesia, Jepang, Malaysia, Pakistan, Filipina, Korea Selatan, Singapura, Sri Lanka, and Thailand.
ADVERTISEMENT