Fonsi Tak Sudi ‘Despacito’ Jadi Propaganda Politik Presiden Venezuela

30 Juli 2017 17:40 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fonsi dan Yankee, sang pelantun Despacito (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Fonsi dan Yankee, sang pelantun Despacito (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Popularitas lagu 'Despacito' dimanfaatkan juga oleh politikus sebagai bagian dari propaganda politik. Seperti yang dilakukan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro.
ADVERTISEMENT
Nicolas sedang membuat konstitusi baru dalam pemerintahannya. Salah satu komunikasi politik yang dilakukan adalah menggunakan lagu 'Despacito' yang liriknya diganti, agar pesannya mudah diterima masyarakat.
Tetapi Luis Fonsi dan Daddy Yankee tak diam begitu saja melihat lagunya dipakai untuk keperluan politik. Apalagi rezim Nicolas Maduro dinilai diktator.
Fonsi kemudian posting sebuah pernyataan di Instagram dengan bahasa Latin. Ia mengatakan bahwa dirinya tidak dimintai izin terkait penggantian lirik Despacito demi kepentingan politik.
"Musikku untuk semua yang ingin mendengar dan menikmatinya, bukan digunakan sebagai propaganda yang mencoba untuk memanipulasi orang-orang yang sedang memperjuangkan kemerdekaan mereka," tulis Fonsi.
Senada dengan rekannya, Daddy Yankee juga menyebut bahwa langkah yang dilakukan Nicolas Maduro adalah tindakan ilegal. Namun ia belum berpikir untuk melakukan tindakan hukum.
ADVERTISEMENT
"Apa yang kamu harapkan dari orang yang telah mencuri banyak kehidupan para pemimpi muda dan orang-orang yang mencari masa depan lebih baik untuk anak-anaknya," kritik Yankee.
Beberapa waktu lalu, Nicolas Maduro menggunakan lagu Despacito yang liriknya sudah diganti untuk promosi konstitusi baru yang kontroversial. Nicolas menggunakan lirik yang memberi tahu lawan-lawannya bahwa konstitusi tersebut akan tetap jadi, meskipun banyak yang menentang.
Jutaan warga Venezuela sudah melancarkan protes selama beberapa bulan terakhir. Nicolas Maduro adalah mantan sopir bus dan pemimpin serikat buruh yang terpilih menggantikan Hugo Chavez pada 2013.