Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.0
Fun Facts ‘Rogue One: A Star Wars Story’
1 Januari 2017 12:42 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
ADVERTISEMENT
Star Wars telah menjadi kisah yang paling ditunggu dari generasi ke generasi. Setelah sukses menghibur penonton sejak tahun 1977, Lucasfilm kembali menghadirkan keseruan perang bintang di galaksi nun jauh di sana dari perspektif berbeda.
ADVERTISEMENT
Sebuah episode standalone disajikan untuk melengkapi cerita keluarga Skywalker dalam melawan kuasa Imperial serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sempat terlintas di benak para penggemarnya, tentang apa yang terjadi setelah Empire menguasai galaksi.
‘Rogue One: A Star Wars Story’ menghadirkan sebuah kisah baru dalam dunia Star Wars. Mengisahkan tentang perjuangan para pemberontak untuk mencegah kehancuran yang akan ditimbulkan dengan terciptanya Death Star – sebuah senjata paling mematikan kreasi Empire. ‘Rogue One’ merupakan cerita perjuangan dan harapan, diisi dengan deretan karakter baru serta kisah yang berbeda membuat film ini menduduki box office dunia sejak rilis perdananya 14 Desember 2016.
Berikut beberapa fakta menarik tentang 'Rogue One: A Star Wars Story' yang menarik untuk diketahui:
ADVERTISEMENT
“Rogue One: A Star Wars Story” merupakan film standalone pertama yang dikembangkan dari rangkaian saga Star Wars. Film ini membuka kesempatan bagi para pembuat film untuk menggali lebih dalam dunia Star Wars dan memungkinkan para pembuat film untuk bereksperimen dengan gaya dan cara yang berbeda dalam menceritakan kisah film ini.
1. “Rogue One” turut menampilkan beberapa karakter yang populer di kalangan penggemar setia Star Wars, seperti karakter Mon Mothma yang kembali diperankan oleh Genevieve O’Reilly (Episode III, VI, & The Clone Wars), Princess Leia (IV, V, VI, & VII), Senator Bail Organa (Episode II & III), dan Wilhuff Tarkin (Episode III & IV).
2. Guna menciptakan tampilan serta nuansa yang diinginkan untuk film “Rogue One”, Gareth Edwards sang sutradara serta Grieg Fraser sang sinematografer menggunakan kembali lensa kamera dari tahun 1970-an dan menggambungkannya dengan teknologi digital modern.
3. Tampilan karakter Jyn Erso mengambil inspirasi dari para tentara wanita Kurdi dengan sedikit sentuhan budaya Jepang. Kostum undershirt Jyn juga dibuat dengan desain ala Jepang.
ADVERTISEMENT
4. Tim Industrial Light & Magic (ILM) dan tim Neal Scanlan yang ahli dalam pembuatan creature dan droid dalam film Star Wars berkolaborasi untuk menciptakan droid terbaru K-2SO (yang diperankan Alan Tudyk sebagai pengisi suara).
5. Pembuatan kembali Darth Vader menjadi tantangan tersendiri bagi para desainer kostum, Glyn Dillion dan David Crossman. Hal ini dikarenakan perubahan yang selalu terjadi pada pakaian villain di setiap film Star Wars. Misalnya, helm yang dikenakan Vader di episode “The Empire Strikes Back” lebih mengkilap jika dibandingkan dengan pendahulunya, akan tetapi, setelah beberapa pertimbangan, sang sutradara memutuskan untuk membuat helmnya lebih matte yang akhirnya dihadirkan dalam episode “A New Hope”. Setelah melewati berbagai proses, akhirnya, penampilan baru Darth Vader tercipta. Pada Rogue One, kostum Darth Vader terlihat serupa dengan penampilannya di episode “A New Hope” lengkap dengan berbagai atribut di sabuknya. Bahkan, kotak yang ada di bagian depan kostum Darth Vader dibuat dengan material yang sama, yaitu kayu yang dicat dengan beberapa tombol.
ADVERTISEMENT
6. Gareth Edwards ingin menghadirkan sesuatu yang baru dan lebih intimidatif bagi para penggemarnya. Selain Stormtroopers, Gareth Edwards menciptakan Death Troopers. Death Troopers dibuat khusus untuk “Rogue One” dengan desain yang benar-benar baru. Mereka adalah kelompok tentara elit dalam balutan kostum serba hitam. Perbedaan keduanya dapat dilihat dari tingginya, Death Trooper setinggi 6-kaki (182,88cm) dan Stormtrooper setinggi 5-kaki (sekitar 179,83cm).
7. Sang sutradara ingin para creature yang ada dalam film “Rogue One” benar-benar organik dan dapat berbaur dengan lingkungannya secara realistis, untuk itu, mereka yang terlibat di setiap set juga mendapat perlakuan layaknya aktor di film. Bahkan, mereka memiliki tim penata rias sendiri untuk membuat tampilan yang realistis, seperti menambahkan debu, dan kotoran pada setiap adegan.
ADVERTISEMENT
8. Salah satu latar yang mengembalikan kenangan penggemar akan Episode IV adalah kehadiran markas rebels di Rogue One. Di dalam film, markas rebels yang berlokasi di Yavin 4 ini dibuat ulang oleh tim produksi Rogue One, dimana mereka berkesempatan untuk berkunjung ke Cardington Airfield, Inggris untuk memastikan ukuran set yang sesuai. Set markas rebel akhirnya dibuat dengan panjang 350-kaki (sekitar 106,68m) dan lebar (sekitar 60,96m).
9. Set hanggar Yavin 4 dan Jedha didekorasi lengkap dan dibuat serealistis mungkin, untuk memastikan hasil film menggambarkan visi sutradara, tim pembuat film juga mencoba untuk melakukan pengambilan gambar di set sebanyak mungkin. Bahkan, ketika harus menggunakan blue screen mereka tetap membangun set semaksimal mungkin agar terlihat dan terasa lebih nyata.
10. Selain di Maldives, tim produksi juga membuat set di Lapangan Udara Bovingdon, Inggris. Memiliki pemandangan dan akses yang mudah, markas tua milik Royal Air Force yang sudah tidak digunakan lebih dari setengah abad ini, menjadi lokasi yang ideal untuk membuat set tiruan Maldives. Untuk membangun pantai, tim produksi cukup menambahkan pasir serta beberapa pohon palem untuk membuat latar yang lebih nyata, merekapun mengimpor 2.000 ton pasir dan 60 pohon palem dari Spanyol serta berbagai jenis tanaman lain dari daerah Inggris. Selain itu, tim artistik berhasil menggunakan lebih dari 211.000 galon air daur ulang.
ADVERTISEMENT
11. Sejauh ini, ‘Rogue One: A Star Wars Story’ sudah mengumpulkan pendapatan 700 juta dollar AS di seluruh dunia. Pemasukan film itu akan terus bertambah dalam beberapa waktu ke depan.