Galang Donasi untuk Palestina, Lola Amaria Bersyukur Lihat Antusiasme Donatur

Lola Amaria galang pengumpulan donasi lewat pemutaran film Eksil, di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan. Foto: Dok. Istimewa

Artis Lola Amaria menggalang donasi kemanusiaan untuk Palestina. Penggalangan dana tersebut dilakukan lewat acara nonton bareng film dokumenter garapannya yang berjudul Eksil.

Para penonton yang hadir memberikan donasi tersebut langsung ke pihak Kedutaan Besar Palestina. Dalam acara nonton bareng yang digelar di XXI Epicentrum, Kamis (7/12) lalu, donasi yang berhasil terkumpul mencapai Rp 41 juta.

"Untuk total yang dibacakan tadi di angka Rp 41 juta. Tapi masih terus berjalan dan tidak berhenti di sini. Terpenting bagi kita, mereka sudah mau berdonasi," kata Lola ditemui di XXI Epicentrum, beberapa waktu lalu.

Lola mengaku bersyukur dan senang melihat antusiasme masyarakat yang peduli dengan isu kemanusiaan.

"Bersyukur sekali, banyak yang antusias untuk berdonasi membantu saudara-saudara kita di Palestina," ungkap Lola

Program penggalangan dana ini juga disambut baik oleh pihak Kedutaan Palestina. Lola mengatakan bahwa pihak kedutaan juga berterima kasih atas dukungan yang diberikan terhadap mereka.

“Mereka (Dubes Palestina) senang dengan pemutaran film Eksil ini. Mereka tahu banyak orang Indonesia yang support kemerdekaan untuk Palestina, agar supaya perang ini berakhir," kata Lola.

Alasan Lola Amaria Galang Dana untuk Palestina

Lola sempat mengungkapkan alasannya menginisiasi penggalangan dana itu. Kata Lola, hal tersebut sejalan dengan film Eksil yang juga menyuarakan tentang isu kemanusiaan.

Dia mengaku prihatin karena yang terjadi di Palestina bukan lagi sekadar penjajahan. Kata Lola, Israel justru sudah melakukan genosida karena banyaknya memakan korban perempuan dan anak-anak.

"Maksudnya memang mau dihilangkan dari generasi bayi, biar habis karena kan kalau dari bayi gini bisa regenerasi untuk berikutnya. Nah kalau dihabiskan, kan, habis beneran," tandasnya.

Film Eksil merupakan peraih Piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI) 2023 dalam kategori dokumenter panjang terbaik. Film tersebut mengisahkan perjalanan penyintas atau para eksil yang terbuang dari negerinya, akibat peristiwa Gerakan 30 September 1965.