Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Dia motifnya ingin mempermalukan mantan istrinya. Intinya untuk mempermalukan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (8/7).
Hanya saja, Galih enggan menanggapi secara langsung ketika dimintai klarifikasi terkait pengakuannya kepada pihak kepolisian itu. Ia memilih untuk diam, sementara para pengacaranya mewakili untuk bicara.
"Sudah kita lihat, penyidik ini profesional, kami juga sebagai lawyer harus profesional. Jadi, termasuk terhadap motif-motif tadi itu kami tidak mau buka di sini. Kalau pengin tahu motif sesungguhnya, silakan tanya langsung ke penyidiknya," ujar Rihat Hutabarat, salah seorang pengacara Galih, saat ditemui di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin siang.
"Satu hal yang pasti saya percaya dan yakin, klien kami Galih Ginanjar tidak ada motif apa pun gitu. Itu kan sebuah perumpamaan, analogi, kiasan, gitu, lho. Klien kami tidak pernah mengutarakan--simak di film itu--menyebutkan organ intim. Jadi, bicara motif itu tidak ada klien kami untuk menyerang terhadap sesuatu itu," tambah Acong Latif, pengacara Galih Ginanjar lainnya.
ADVERTISEMENT
Meski enggan memberi tanggapan mengenai benar atau tidaknya ia berniat mempermalukan Fairuz, yang jelas, Galih mengakui dirinya menyesal telah bicara demikian dalam video yang dapat diakses semua orang.
"Menyesal, sih, menyesal karena video itu beredar. Gitu saja," ujar Galih ketika dijumpai bersama para pengacaranya.
Ya, Galih barangkali tak pernah menyangka istilah 'ikan asin' yang digunakannya ketika membicarakan Fairuz akan berbuntut panjang. Alih-alih mereda, persoalan ini justru tak kunjung usai dan justru kian ramai diperbincangkan orang.
Terkait itu, sembari menutup perbincangan, Galih mengaku tak mempermasalahkannya. Ia tak ambil pusing dengan banyaknya orang yang menyoroti persoalan tersebut.
"Ya, kalau aku, sih, ya silakan sajalah kalau masalah tanggapan untuk masalah itu. Itu hak-hak orang, sih, untuk berbicara seperti itu," pungkas Galih Ginanjar .
ADVERTISEMENT