Garap Film Horor Trinil, Hanung Bramantyo Terinspirasi dari Pandemi COVID-19

31 Desember 2023 19:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers Film Trinil: Kembalikan Tubuhku. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers Film Trinil: Kembalikan Tubuhku. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dapur Film dan rumah produksi Malaysia, Seven Skies Motion akhirnya merilis film genre horor baru mereka berjudul, Trinil: Kembalikan Tubuhku. Film yang mengusung latar waktu tahun 1970-an ini merupakan adaptasi dari sandiwara radio yang dulu populer pada tahun 1980-an.
ADVERTISEMENT
Dikenal sebagai sutradara yang sering menggarap film bergenre drama hingga sejarah, Hanung Bramantyo kini kembali hadir dengan genre horor. Trinil: Kembalikan Tubuhku jadi film ketiga bagi sutradara peraih dua piala citra ini.
Film horor terakhir yang digarapnya berjudul Lentera Merah dan Legenda Sundel Bolong pada 2007 yang kisahnya berlatar tahun 1965.
Sutradara Hanung Bramantyo. Foto: Dok. GoodWork Indonesia
Meski dikenal dengan filmnya yang bergenre drama, Hanung mengaku lebih senang kala menggarap film yang baginya mampu membangkitkan adrenalin.
"Orang mengenal genre film saya adalah non horor. Karena Ayat-Ayat Cinta yang jadi box office, Tapi hasrat saya sebetulnya membuat film-film yang memacu adrenalin yang kuat, salah satunya horor," ujar Hanung Bramantyo kepada wartawan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Keinginan untuk kembali membuat film dengan genre horor, menurut Hanung muncul pertama kali saat pandemi COVID 2019-2020 lalu. Banyaknya kasus kematian yang terjadi di sekitarnya, menjadi hal yang membuatnya terpikir untuk kembali membuat film dengan genre horor.
ADVERTISEMENT
"Setiap hari, ketika mendengar suara sirine ambulans melintas, serasa malaikat maut sedang mengintai rumah, yang setiap saat menjemput kita, orang tua kita, atau anak-anak kita, situasi tersebut adalah horor dalam arti yang sebenar-benarnya," ucap Hanung.
"Dari situ kemudian saya terbesit kayaknya menarik membuat film horor," sambungnya.
Konferensi pers Film Trinil: Kembalikan Tubuhku. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Drama radio Trinil yang populer di era 1980-an pun dipilih Hanung sebagai ide awal filmnya. Namun untuk film horornya ini Hanung ingin ada sebuah perbedaan.
Tak hanya ingin menghadirkan unsur magis yang kental, Hanung juga ingin membangun cerita yang kuat di dalamnya.
"Masa kecil saya di Yogyakarta dengan lingkungan keluarga yang dekat dengan mitologi Jawa yang magis. Makanya saya buat Trinil dalam nuansa drama yang kental dengan kultur magis," ungkap Hanung.
ADVERTISEMENT
"Bukan sekadar hantu bergentayangan, atau akrobat jump scare alias tanpa cerita yang kuat," lanjutnya.
"Dalam Trinil ada hubungan ibu dan anak yang bisa kita rasakan sebagai keunikan. Dibalut situasi menyeramkan. Tanpa meninggalkan elemen jump scare," pungkasnya.
Selain Wulan Guritno, film Trinil: Kembalikan Tubuhku turut dibintangi oleh Carmela van der Kruk, Rangga Nattra, Fattah Amin, Shalom Razade, Alexander Wlan, Willem Bevers, Elly D Luthan, Gendhis Maharany dan Goetheng.
Sinopsis Singkat Trinil: Kembalikan Tubuhku
Konferensi pers Film Trinil: Kembalikan Tubuhku. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Trinil: Kembalikan Tubuhku bercerita tentang Rara (Carmela Van Der Kruk) dan Sutan (Rangga Nattra), pasangan suami-istri yang memulai kehidupan baru setelah masa bulan madu mereka. Keduanya memilih kembali ke kebun teh yang telah diwariskan kepada Rara dari sang ayah yang berdarah Belanda.
ADVERTISEMENT
Suatu malam, Rara mengalami pengalaman mistis yang mengubah arah hidup mereka.
Sutan, menyadari adanya sesuatu yang tidak beres pada istrinya.
Enggan berlarut dengan situasi tersebut, Sutan meminta bantuan teman sekolahnya, Yusof (Fatah Amin), yang dikenal memiliki kemampuan menangani hal mistis. Namun, kejadian aneh dan serangan teror semakin nyata meneror keluarga tersebut.
Film Trinil: Kembalikan Tubuhku akan tayang di bioskop Indonesia mulai 4 Januari 2024. Tidak hanya di Indonesia, film ini akan ditayangkan juga di Malaysia dan Singapura.