Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Jatuh bangun social media influencer Gita Savitri Devi saat menempuh perkuliahan di Jerman tertuang dalam novel Rentang Kisah. Novel pertama yang ditulis perempuan berusia 28 tahun tersebut kemudian diadaptasi dalam film berjudul sama yang baru-baru ini dirilis.
ADVERTISEMENT
Dalam Virtual Talk episode 13 bersama kumparanHITS yang tayang pada hari ini, Kamis (24/9), Gita Savitri mengenang pengalamannya berkuliah di Jerman.
Dikisahkan Gita Savitri, kuliah di Jerman bukanlah keinginannya. Orang tuanya yang menginginkan ia menempuh pendidikan di sana lantaran mereka pernah tinggal di Jerman.
Gita Savitri tak mempersiapkan segala sesuatunya sedemikian rupa ketika memulai kehidupan baru di Jerman. Alhasil, ia sempat mengalami masa-masa sulit.
“Adaptasinya, tuh, macam-macam. Jadi, ada adaptasi yang ke masyarakat, soal kehidupan, karena kultur di sini beda banget, kan. Terus, adaptasi bahasa,” ucapnya.
Bagi Gita Savitri, adaptasi bahasa bukan semata ia mempelajari bahasa Jerman, melainkan juga berupaya mendapatkan pemahaman lebih mendalam dari sekadar berkomunikasi. Yang tak kalah sulit baginya adalah ketika belajar dengan bahasa Jerman sebagai bahasa pengantar.
ADVERTISEMENT
“Karena, kan, di sini kuliahnya pakai bahasa Jerman, level kesulitannya itu terasa jadi lebih tinggi gitu, ya, dibandingkan aku kemarin sekolah. Jadi, aku mesti belajar. Ada kali, tiga bulan aku cuma nangis doang karena enggak ngerti sama sekali profesor ngomong apa, harus di laboratorium dan enggak tahu mesti ngapain,” tuturnya.
Belum lagi, dalam masa-masa adaptasi yang tak mudah, Gita Savitri harus menghadapi masalah percintaan. Ia diselingkuhi oleh kekasihnya yang berada di Indonesia.
“Dulu aku diselingkuhi sama orang yang aku percayai. Dikhianati itu rasanya enggak enak sekali rasanya, ya. Di situ juga jadi triggering aku buat cutting,” ungkapnya.
Lantas, apa yang kemudian membuat Gita Savitri mampu bertahan di Jerman kala itu?
ADVERTISEMENT
“Satu-satunya yang bikin aku maju itu adalah ingat orang tua, sih, karena aku bukan dari keluarga yang upper class gitu, ya. Jadi, dari dulu itu aku memang udah lihat sendiri gimana perjuangan orang tua,” ucapnya.
Mengakhiri perbincangan, Gita Savitri berbagi pesan untuk semua yang tengah berkuliah di luar negeri dan mengalami masa-masa sulit sepertinya dulu.
“Yang kalian rasakan itu akan berakhir, kok, tenang aja. Karena gini, ada dua hal yang aku sayangkan, yang aku sampai sekarang agak guilt. Pas aku stres itu aku enggak seeking professional help. Kedua, harusnya aku enggak terlalu stres sama kehidupan aku di Jerman dulu, harusnya energi yang aku punya bisa aku alokasikan untuk aku bisa kuliahnya lebih bagus nilainya atau lebih menikmati kehidupan yang baru sekarang,” pungkas Gita Savitri.
ADVERTISEMENT