news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Hanung Bramantyo soal Jefri Nichol Digugat Rp 4,2 M: Semoga Bisa Musyawarah

28 Februari 2020 11:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktor Jefri Nichol saat ditemui di Konferensi Pers Film habibie ainun 3 dikawasan Plaza Indonesia, Jakarta, Jumat, (13/12). Foto: Ronny
zoom-in-whitePerbesar
Aktor Jefri Nichol saat ditemui di Konferensi Pers Film habibie ainun 3 dikawasan Plaza Indonesia, Jakarta, Jumat, (13/12). Foto: Ronny
ADVERTISEMENT
Aktor muda Jefri Nichol kini tengah menghadapi permasalahan pelik. Ia digugat oleh PT Falcon terkait dugaan wanprestasi senilai Rp 4,2 miliar.
ADVERTISEMENT
Gugatan tersebut dilayangkan oleh PT Falcon ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Dalam gugatan tersebut, Jefri Nichol dianggap melanggar kontrak. Salah satunya dengan menerima tawaran untuk bermain film Habibie & Ainun 3.
Sutradara film tersebut, Hanung Bramantyo, memberikan komentar terkait permasalahan yang sedang menjerat Jefri Nichol. Ia berharap agar permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan cara musyawarah.
Hanung Bramantyo. Foto: Munady Widjaja
"Saya harap ini bisa selesai, enggak perlulah ke pengadilan. Ini kita industri kecil saya berharap bisa diselesaikan secara musyawarah. Ini gimana mengatur waktu aja," ucap Hanung Bramantyo saat ditemui di Grand Indonesia, Jakarta Pusat.
Suami dari Zaskia Adya Mecca itu juga merasa sedih dengan kasus yang menimpa Jefri Nichol. Sebab, hal tersebut cukup berat untuk dijalani oleh aktor yang masih berusia 21 tahun tersebut.
ADVERTISEMENT
"Ya sedih, anak semuda itu, 21 tahun. Tapi sudah menghadapi cobaan berat di usianya. Di usia itu, saya ditolak cinta berat, tapi ini di pengadilan. Itu berat sekali, memakan waktu, enggak bisa sehari dua hari, bisa sebulan tiga bulan. Itu enggak bisa tidurnya berasa sekali," jelas Hanung.
Aktor Jefri Nichol saat ditemui di Konferensi Pers Film habibie ainun 3 dikawasan Plaza Indonesia, Jakarta, Jumat, (13/12). Foto: Ronny
Hanung mengatakan bahwa kejadian seperti ini tak hanya terjadi di Indonesia. Dia lalu menjelaskan bagaimana seorang pemain film bisa tersangkut kasus wanprestasi seperti itu.
"Sebetulnya bukan cuma di Indonesia tapi di negara manapun. Sekarang posisi saya sebagai produser, orang kan ada investasi bukan setahun dua tahun dan bukan hanya Rp 30 miliar untuk 3 tahun. Dihitung film pertama modal berapa, nah pemain kalau dapatnya pemain top jadi untung," jelas Hanung.
ADVERTISEMENT
"Biasanya yang diambil pemain muda fresh dan popularitas tinggi itu dikontrak duluan. Nah, mungkin yang terjadi overlaping, itu manajerial sekali, itu sering terjadilah. Tidak hanya di indonesia," pungkas Hanung Bramantyo.