Hanung Bramantyo Ungkap Kesulitan Garap Film Tuhan Izinkan Aku Berdosa

30 Oktober 2023 19:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sutradara Hanung Bramantyo. Foto: Dok. GoodWork Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Sutradara Hanung Bramantyo. Foto: Dok. GoodWork Indonesia
ADVERTISEMENT
Hanung Bramantyo baru saja menggarap film berjudul Tuhan Izinkan Aku Berdosa. Film tersebut merupakan adaptasi dari novel karya Muhidin M. Dahlan berjudul Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! yang dirilis pada tahun 2003.
ADVERTISEMENT
Hanung mengaku sempat menemukan sejumlah kesulitan saat menggarap film itu. Salah satunya dalam mencari pemeran utama.
Beberapa aktor yang dia tawarkan sempat mundur ketika serius membaca skenario film itu.
Apalagi cerita film tersebut cukup kontroversial. Yakni mengenai tentang pelecehan di tengah lingkungan keagamaan.
Hingga akhirnya Hanung, bertemu dengan Aghniny Haque yang benar-benar serius ingin bermain di film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa.
“Cuma Aghniny yang jawab, saya belum berani memproduksi ini ketika Aghniny belum oke," kata Hanung dalam keterangan yang diterima kumparan belum lama ini.
Aktris Aghniny Haque berpose saat press junket film Ben & Jody di Jakarta, Jumat (14/1). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Setelah Aghniny setuju, baru lah Hanung mantap memproduksi film tersebut. Hanung tak meragukan kemampuan akting perempuan berusia 26 tahun itu.
"Saya belum berani memproduksi film ini sebelum peran utama Nidah Kirani ketemu,” ujar Hanung.
ADVERTISEMENT
"Dia kan terkenal sebagai aktris laga, terus main di film yang drama banget," tambahnya.
Selain pemeran utama, Hanung, juga sempat kesulitan mencari investor. Dia bahkan sempat heran saat produser Raam Punjabi bersedia membiayai proyek tersebut.
"Film ini udah siap di masa pandemi, kita gak ada yang berani buat invest, saya juga bingung kenapa pak Raam mau, mungkin dia hak baca skenario," ucap Hanung.
Lewat film itu, Hanung ingin mengungkapkan kekecewaannya pada pihak yang memakai topeng agama. Kata Hanung, dalam hal ini bukan agama yang harus disalahkan, melainkan orang yang pengecut dan penakut.
"Sekarang terbesit lagi setelah kasus-kasus yang terjadi di pesantren atau kelompok pengajian, ini bukan merujuk ke agama tapi ke kelompok tertentu," tandasnya.
ADVERTISEMENT