Harry Potter dan "Musuh" Barunya di Panggung Princess Theatre

25 Februari 2019 13:29 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gareth Reeves sebagai Harry Potter. Foto: Dok. Matt Murphy
zoom-in-whitePerbesar
Gareth Reeves sebagai Harry Potter. Foto: Dok. Matt Murphy
ADVERTISEMENT
Bekas luka berbentuk petir itu mendadak terasa sakit kembali. Bahkan memaksanya untuk bangun dari tidurnya.
ADVERTISEMENT
Padahal, terakhir ia merasakan bekas lukanya berdenyut ialah 19 tahun lalu. Ketika, musuh abadinya, Voldermort, masih hidup.
Masih ingat dengan Harry Potter? Bocah penyihir yang selamat dari kutukan kematian Voldermort itu muncul kembali.
Gareth Reeves sebagai Harry Potter. Foto: Matt Murphy
Berlatar 19 tahun setelah Pertempuran Hogwarts, Harry Potter kini bukan lagi seorang bocah. Ia bekerja sebagai Head of Magical Law Enforcement Ministry of Magic. Sementara Hermione Granger --yang menikah bersama Ron Weasley-- merupakan Minister of Magic.
Harry Potter pun sudah memiliki tiga anak bersama Ginny Weasley yakni, James Sirius, Albus Severus, dan Lily Luna.
James sudah lebih dulu bersekolah di Hogwarts dan masuk di asrama Gryffindor. Sedangkan Albus Severus baru mulai tahun pertamanya di Hogwarts.
Harry Potter and the Cursed Child. Foto: Matt Murphy
ADVERTISEMENT
Tak seperti ayah dan kakaknya, Albus Severus --yang namanya berasal dari Albus Dumbledore dan Severus Snape-- tidak masuk Gryffindor. The Sorting Hat malah memasukannya ke Slytherin bersama dengan putra Draco Malfoy, Scorpius Malfoy.
Di sini, ceritanya dimulai. Harry Potter kini tak hanya dihadapkan dengan musuh abadinya. Namun, juga harus menghadapi "musuh" barunya, yang tak lain anaknya sendiri. Harry Potter harus menghadapi konflik ayah-anak dengan Albus Severus.
Harry Potter and the Cursed Child. Foto: Matt Murphy
Lantas bagaimanakah akhirnya? Apakah Voldermort benar-benar kembali hidup bersamaan dengan bekas luka Harry Potter yang kembali kambuh? Bagaimana pula hubungan Harry Potter dan Albus Severus?
Harry Potter versi Pertunjukan Panggung
Cerita di atas bukanlah Harry Potter dalam film atau buku. Melainkan dalam pertunjukan teater. Ini adalah kali pertama Harry Potter muncul dalam bentuk petunjukan panggung.
ADVERTISEMENT
JK Rowling tak sendiri dalam menyusun cerita ‘Harry Potter and The Cursed Child’ ini. Ia menyusunnya bersama Jack Throne dan John Tiffany.
Sebenarnya, pertunjukan panggung ‘Harry Potter and The Cursed Child’ pertama kali digelar di Palace Theatre, London, Inggris, pada Juli 2016. Lantaran berjalan sukses, pertunjukan pun tak berhenti di London.
Salah satunya digelar di Princess Theatre, Melbourne, Australia. kumparan menjadi salah satu media yang mendapat undangan untuk menghadiri pertunjukan itu pada 14-15 Februari 2019.
Tiket Harry Potter and Cursed Child. Foto: Taufik Rahadian/kumparan
Drama digelar dalam dua bagian. Setiap bagiannya pun kembali dibagi dalam dua babak dengan diberikan satu kali jeda istirahat sekitar 20 menit di antaranya.
Durasi pertunjukan memang cukup lama, total sekitar 5 jam. Bagian pertama berlangsung selama 2 jam 40 menit, sedangkan bagian kedua selama 2 jam 35 menit.
ADVERTISEMENT
Sutradara sekaligus penulis John Tiffany menyebut bahwa ‘Harry Potter and The Cursed Child’ sebagai sebuah epic journey. Ia tidak mau mengecewakan Potterhead's. Sehingga, banyak ‘bumbu’ yang kemudian masuk dalam pertunjukan.
"Tidak bisa dilakukan dengan durasi satu jam," ujar John saat berbagi cerita dengan para media.
Kendati berdurasi lama, tapi pertunjukan tidak membosankan. Alur cerita yang tak tertebak, serta pengemasan pertunjukan yang fantastis.
Kredit tersendiri perlu diberikan pada mereka yang berada di belakang layar. Tata panggung, lighting, sound, hingga kostum dilakukan dengan brilian.
Sean Rees-Wemyss sebagai Albus Potter dan William McKenna sebagai Scorpius Malfoy Foto: Dok. Matt Murphy
Meski set panggung tak terlalu besar, pergerakan para pemainnya sangat halus. Perpindahan dari satu adegan ke adegan lain dilakukan dengan mulus tanpa disadari para penonton.
Tak hanya soal perpindahannya, transformasi seorang tokoh menjadi tokoh lainnya juga membuat semua penonton tercengang, yakni adegan Polyjuice Potion. Salah satunya, ketika Albus berubah menjadi Ron Weasley atau ketika Harry Potter menjadi Voldermort.
ADVERTISEMENT
Selain itu, meski terlalu besar, panggung bisa disulap jadi berbagai macam latar tempat yang bahkan tak bisa dibayangkan.
Begitu pula kostum, dibuat sedemikian mirip dengan latar yang dimainkan. Bahkan detail hingga tongkat sihir masing-masing pemain.
Paula Arundellas sebagai Hermione Granger, Gyton Grantley sebagai Ron Weasley, Lucy Goleby sebagai Ginny Potter, Gareth Reeves sebagai Harry Potter, dan Tom Wren sebagai Draco Malfoy. Foto: Matt Murphy
Efek suara serta cahaya jadi poin penting dalam beberapa adegan. Misalnya Albus dan Scorpius berada di atas Hogwarts Express. Set panggung benar-benar bisa menyuguhkan hal tersebut.
Tak hanya itu, bahkan produksi ‘Harry Potter and The Cursed Child’ juga melibatkan ilusionis untuk beberapa adegan. Salah satunya, ketika ada adegan duel tongkat sihir.
Pertunjukan sangat menyenangkan dan sangat mudah dinikmati oleh para penontonnya. Lesley Lee, salah satu penonton, mengaku menikmati pertunjukan tersebut. Padahal, ia tak pernah menonton atau membaca buku Harry Potter.
Suasana antrean teater Harry Potter di Princess Theatre, Melbourne. Foto: Taufik Rahadian/kumparan
ADVERTISEMENT
Hampir 1.500 penonton yang memenuhi Princess Theatre bertepuk tangan sangat meriah saat pertunjukan berakhir.
Tepuk tangan bertambah nyaring tanpa putus selama 5 menit saat para pemain berderet di atas panggung untuk memberi penghormatan.
Tua, muda, perempuan, laki-laki, semuanya menikmati acara itu. Mereka bahkan tak berhenti membahasnya usai keluar dari teater.
Suasana antrean teater Harry Potter di Princess Theatre, Melbourne. Foto: Taufik Rahadian/kumparan
Hal tersebut sesuai dengan yang diharapkan Michael Cassle selaku Australian Executive Producer. "Everything about the excitement," ujarnya.
Ia mengaku langsung melakukan persiapan sejak mendapat kabar pada awal 2017 bahwa drama ‘Harry Potter and The Cursed Child’ akan digelar di Melbourne.
Princess Theatre pun ditunjuk jadi venue untuk acara itu. Rekonstruksi Princess Theatre dilakukan khusus selama 6 bulan menyambut pertunjukan ini.
ADVERTISEMENT
Seluruh ornamen disesuaikan dengan tema Harry Potter, mulai dari wallpaper, lampu gantung, hingga karpet. Hal itu dilakukan untuk menambah hype suasana bagi Potterhead's.
Seleksi pemain pun dilakukan sudah jauh-jauh hari. Para pemain mulai latihan sejak bulan Oktober 2018.
"(Latihan) hanya empat bulan," ujar Sean Rees-Wemyss yang memerankan Albus Severus.
William McKenna sebagai Scorpius Malfoy dan Sean Rees-Wemyss sebagai Albus Potter. Foto: Matt Murphy
Namun, ia mengaku tak kesulitan memerankan anak Harry Potter itu. Sebab, ia sudah lama menjadi Potterhead's.
Namun, semuanya terbayar saat para penonton memberikan tepuk tangan di akhir acara. Sungguh pertunjukan yang sangat menakjubkan, seperti sihir.
Fun Fact Harry Potter and The Cursed Child:
1. Melbourne adalah kota ketiga yang menggelar Harry Potter and The Cursed Child. Sebelumnya, pertunjukan digelar di Palace Theatre London dan Lyric Theatre New York Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari laman resminya, Harry Potter and The Cursed Child rencananya akan digelar di dua kota lain, San Francisco, AS, dan Hamburg, Jerman. Khusus untuk Jerman, akan menjadi pementasan pertama menggunakan bahasa selain Inggris.
Princess Theatre, tempat digelarnya teater Harry Potter and The Cursed Child. Foto: Taufik Rahadian/kumparan
2. Princess Theatre yang jadi lokasi pertunjukan Harry Potter and The Cursed Child dibuka pada tahun 1886. Teater ini sengaja direkonstruksi ulang demi pementasan Harry Potter.
Pada Maret 1888, seorang penyanyi opera bernama Frederick Baker atau dikenal dengan Federici meninggal di Princess Theatre. Ia meninggal karena serangan jantung di bawah panggung dan tak sempat melakukan Last Bow untuk para penonton.
Namun, beberapa rekan Federici mengaku melihat dia ikut membungkuk bersama para penyanyi lainnya. Sejak saat itu, banyak orang yang mengaku melihat sosok Federici di teater itu.
ADVERTISEMENT
3. Produksi Harry Potter and The Cursed Child melibatkan banyak pihak. Termasuk salah satunya adalah, Imogen Heap.
Peraih dua Grammy Awards itu menjadi komposer dalam produksi Harry Potter and The Cursed Child. Ada beberapa lagu yang dia produksi untuk pertunjukan ini.
The Australian company of Harry Potter and the Cursed Child. Foto: Dok. Matt Murphy
Untuk menikmati pertunjukan ini, kalian bisa membeli tiket secara online di web resminya. Tiket dijual hingga 29 September 2019. Ada sekitar 20 pertunjukan setiap bulannya.
Harga tiketnya beragam, tergantung tempat duduk dan hari yang dipilih.
Kisaran harganya mulai dari $65 atau sekitar Rp 652.457 hingga $175 atau sekitar Rp 1.756.615 (kurs $1 = Rp 10.037).