Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Penyakit lyme sendiri disebabkan oleh infeksi bakteri yang ditularkan melalui gigitan kutu. Salah satu gejala paling umum yang ditunjukan para pengidapnya ialah adanya ruam kemerahan di kulit dengan karakteristik yang khas.
Justin juga sempat mengalami kecemasan akibat penyakit tersebut. Apalagi, penyanyi asal Kanada tersebut harus menerima perubahan pada fisiknya, termasuk tumbuhnya jerawat di usia dewasanya sekarang.
Meski dalam kondisi tersebut, ada saja komentar bernada negatif yang datang dari para haters. Sang istri, Hailey Bieber, pun ikut buka suara atas apa yang terjadi pada suaminya. Dia menyebutkan, perubahan fisik yang dialami oleh Justin merupakan sesuatu yang normal.
“Jelas itu merupakan proses yang menantang. Sulit untuk menjadi sorotan publik karena tiba-tiba memiliki jerawat di usia dewasa, (itu kondisi normal), bukan untuk diratapi,” ujar Hailey dalam episode baru The Biebers on Watch, yang tayang langsung di akun Justin Bieber, belum lama ini.
ADVERTISEMENT
Sembari membela sang suami, Hailey Bieber meminta para haters untuk membiarkan Justin Bieber berjuang melawan penyakitnya.
“Dia berusaha, ini bukan kesalahannya. Setelah mendapat kulit sempurna di masa remaja, dia berusaha mengembalikannya. Ketika kami di Los Angeles, dia akan mengunjungi dermatologi. Jadi, biarkan dia sendiri,” ucap cewek 23 tahun itu.
Dalam kesempatan yang sama, Justin juga angkat bicara. Penyakit yang diidapnya memang membuatnya terpuruk dan depresi.
“Perjuanganku melawan penyakit lyme cukup sulit sebelum aku tahu apa yang aku hadapi. Aku merasa jelek, aku merasa lelah sepanjang waktu, keadaan (psikis) setiap orang tentu berbeda-beda,” tutur pelantun Sorry itu.
Lebih lanjut, dia menyebutkan bahwa imannyalah yang membantunya. Dengan mengingat Tuhan, Justin merasa lebih nyaman dan mampu melupakan rasa depresinya meski sesaat.
ADVERTISEMENT
“Aku selalu suka ingat bahwa Tuhan memegang kendali, jadi aku ingin menyerahkan kecemasan yang aku rasakan kepada-Nya. Kadang-kadang sulit untuk mengingatnya. Namun, hal ini cenderung membantuku merasa lebih nyaman dan aman,” pungkasnya.