Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Ira Gita Rilis Buku Induk Gajah, Kisah Love-Hate Relationship Antara Ia dan Ibu
3 Agustus 2023 13:03 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan serialnya, Ira mengatakan buku Induk Gajah lebih menekankan pada dinamika hubungan ibu-anak termasuk relasi dalam keluarga sejak Ira kecil. Tak hanya itu, Ira mengatakan antara buku dan serial juga memiliki akhir cerita yang sedikit berbeda.
Dalam novel, Ira lebih mengeksplorasi keresahan sosok sang ibu lewat cerita-cerita yang tidak pernah muncul sebelumnya dalam serial.
"Isi buku ini adalah curhatanku tentang ibuku. Pada dasarnya, ini cerita tentang kami. Induk Gajah pun sebenarnya adalah julukanku untuk Mamak yang suka menyebutku besar seperti gajah," ujar Ira Gita dalam perilisan bukunya di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Induk Gajah sendiri menjadi novel debut Ira. Meski sudah terbiasa menulis, Ira mengaku tetap mengalami kesulitan dalam merampungkan novel ini.
ADVERTISEMENT
Menurutnya ada perbedaan gaya penulisan yang harus ia pelajari, lantaran tulisannya saat ini masih banyak dipengaruhi profesinya sebagai jurnalis. Sehingga saat pertama ditulis, novelnya dianggap terlalu penuh dengan narasi dan kurang akan dialog.
"'Git, ini harus banyak dialognya'. Karena waktu itu nulisnya masih sangat berita sekali," ungkap Ira.
Akhirnya, lewat bimbingan editor Vera Kresnawati selama hampir setahun, Ira berhasil memperbaiki gaya tulisnya.
Novel Induk Gajah tak hanya menyajikan tema cinta ibu-anak. Melalui kisah hidup Ira dan ibunya, pembaca juga bisa merasakan betapa sulitnya hidup sebagai perempuan yang kerap dituntut untuk cantik, berpasangan, dan menikah.
"Ditambah dengan ilustrasi komik situasi antara Ira dan Mamak, buku ini pun bisa membuat pembaca terkikik," kata Ira.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan novel, serial Induk Gajah sendiri terinspirasi dari kehidupan seorang perempuan bernama Ira Gita Sembiring. Ira yang sudah memasuki usia matang untuk menikah mulai dituntut oleh ibunya untuk mencari pasangan. Berat badan Ira dianggap sebagai penghalang untuk mencapai tujuan ini sehingga Mamak pun memintanya untuk mengurangi berat badan.
Perjalanan Ira untuk kurus dan menjalin hubungan dengan pria di dalam bayang-bayang adat Batak dan dorongan ibunya itu menjadi sajian drama kaya makna berbalut komedi. Meskipun sikap Mamak menyebalkan bagi Ira, ibu dan anak ini selalu kembali ke satu sama lain untuk saling mencintai.