Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kepergian aktris Ria Irawan di dunia hiburan Tanah Air, pada Senin (6/1) lalu, memberikan duka mendalam bagi keluarga, kerabat, sahabat, dan penggemarnya.
ADVERTISEMENT
Presenter Irfan Hakim juga menjadi salah satu orang yang ikut merasa kehilangan atas meninggalnya Ria. Ia pun langsung melayat ke rumah duka, untuk menyampaikan rasa belasungkawa kepada keluarga.
Namun di sana, rupanya Irfan Hakim bukan hanya dibuat haru atas kepergian Ria. Ya, kala itu dia makin terenyuh ketika ibunda Ria, Ade Irawan, memberikan puisi yang dibuat khusus untuknya.
Irfan bercerita, saat pamit pada Ade, dia justru diajak masuk ke dalam kamar. Rupanya, Ade menunjukkan puisi yang dibuatnya untuk Irfan.
“Di antara tamu yang banyak, (beliau) tarik saya dulu masuk ke kamarnya, buka laci, di lacinya ada buku oret-oret, begitu dia cerita suka nulis puisi, ada satu halaman untuk Irfan Hakim ditunjukan. Dia bikin tanggal 22 November 2017,” tutur Irfan, ketika ditemui di kawasan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Rabu (8/1).
ADVERTISEMENT
Kemudian Irfan meminta Ade membacakan puisinya. Rupanya, puisi tersebut dibuat Ade lantaran terharu mendengar kisah Irfan saat harus merelakan kepergian ayahandanya pada 2017 lalu.
“Jadi, ketika dia nonton televisi melihat meninggalnya almarhum bapak saya, dia mendengar kisah saya terenyuh dan ditulis. Ketika masuk (kamar) saya enggak tahu puisinya,” tuturnya.
Irfan yang sengaja mengabadikan momen tersebut, mengaku amat terharu saat mendengarkan bait demi bait yang dibacakan Ade.
“Gue rekam ternyata tentang kerinduan anak kepada bapaknya. Ya sudah, gue nangis sambil (rekam) pakai hape, nangis, senangis-nangisnya. Saya merasa terhormat sekali, tersanjung sekali diciptakan puisi oleh Bu Ade,” ucapnya.
Menurut Irfan, Ade bukan hanya menuliskan puisi untuknya. Namun ia benar-benar tersanjung bisa menjadi salah satu orang yang menjadi inspirasi bagi Ade dalam menuliskan puisi.
ADVERTISEMENT
“Yang menyentuh kata-katanya itu, bahwa saya tidak bisa melihat apa, tapi apa bisa melihat saya di televisi. Mendengar tapi tidak bisa saling bertahap mata, sekarang sudah meninggal ya sudah tidak bisa lagi. Tatapan mata dan segala macam. Itu yang bikin terhormat dan terharu ya,” pungkas Irfan Hakim .