news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Is Eks Payung Teduh Jelaskan Makna Nama Panggung 'Pusakata'

9 Juni 2018 11:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi Pusakata di acara ngopi Saraosna  (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Pusakata di acara ngopi Saraosna (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pasca memutuskan hengkang dari Payung Teduh, Mohammad Istiqamah Djamad, memulai karier solo yang memberinya ruang lebih bebas dalam berkreasi. Kini dengan nama panggung Pusakata, dirinya telah merilis dua single lagu. 
ADVERTISEMENT
Single pertama berjudul ‘Kehabisan Kata’ yang rilis pada April lalu serta single kedua berjudul ‘Cemas’ yang rilis pada Juni ini. Menurut Is, makna pusakata merupakan suatu ekspresi dirinya saat ini untuk dapat menjaga waktu dengan keluarga dan masyarakat agar tidak berfoya-foya sehingga melupakan perannya saat ini.
"Jadi semoga Pusakata ini menjadi sarana saya untuk lebih sadar peran dan bisa bergerak," tutur Is kepada kumparan (kumparan.com), saat berada di pesisir Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, Jumat (8/6).
Selain itu, Pusakata merupakan suatu pemberian nama dari anaknya bernama Jingga, kepada adik lelakinya. Tetapi dapat juga Pusakata berarti harta karun milikmu.
Pusakata di LaLaLa Fest 2018. (Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pusakata di LaLaLa Fest 2018. (Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan)
"Kalau kita mau sok keren-kerenan, 'pusaka' dan 'kata' gitu, maksudnya kata-kata yang terpilih dengan sangat sangat jeli dan teliti memikirkan baik-baik kata, tapi gua lebih enggak muluk-muluk lagi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Dalam bahasa Bugis Makassar, Pusakata ya harta karun milikmu gitu. 'Ta" itu jika dikasih aphostrope (Ta') merupakan kata ganti anda, kamu," ucapnya menambahkan.
Is menuturkan bahwa dirinya sudah mempunyai banyak lagu yang telah disiapkan untuk dijadikan album. Ia berharap albumnya bisa keluar Desember mendatang.
Musisi berusia 34 tahun tersebut menginginkan agar setiap lagu yang ia nyanyikan dapat membekas di telinga dan pikiran masyarakat. Sehingga setiap orang dapat menghargai karya yang ia ciptakan.
"Saya pengen setiap lagu yang keluar dari Pusakata itu punya jeda waktu di mana orang hanya fokus ke karya itu aja. Kalau album kan lagian album terakhir bersama Payung (Teduh) kasihan juga kalau langsung saya timpalin gitu, tapi semoga tahun ini bisa menjadi album," terangnya.
Pusakata di LaLaLa Fest 2018. (Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pusakata di LaLaLa Fest 2018. (Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan)
Pelantun lagu 'Kehabisan Kata' itu tidak ingin tergesa-gesa dalam menciptakan suatu karya ataupun lagu. Karena ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, salah satunya tentang popularitas lagu yang ia ciptakan.
ADVERTISEMENT
"Kalau tiap bulan mubasir mas, sayang duit, sayang energi, orang belum dengerin sudah bikin lagu, sayang. Paling cepat dua bulan atau tiga bulan lah. 
Pelantun lagu 'Cemas' itu akan berusaha membuat lagu bertema tentang kehidupan sehari-hari, sosial, lingkungan hingga keluarga. Karena lagu bertema tersebut saat ini terbilang sangat sedikit yang menciptakan.
"Karena (tema) yang lain kan sudah banyak. Saya di root saya, root saya tetap alam, keluarga dan lingkungan," pungkas mantan personel Payung Teduh tersebut.
Lagu Cemas yang ia rilis pada Kamis (7/6) lalu bertema tentang anak-anak. Banyak anak-anak yang tidak mendapatkan hak-haknya secara tuntas. Seperti masih banyak kasus tentang penjualan manusia, pelecehan seksual pada anak, kekerasan dalam rumah tangga hingga menjadi korban peperangan.
ADVERTISEMENT