Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
ADVERTISEMENT
Menjadi seorang aktris tak membuat Nadine Chandrawinata puas dengan kariernya. Cewek yang gemar traveling ini juga menekuni profesi lain, yakni sebagai aktivis lingkungan.
ADVERTISEMENT
Nadine tidak main-main. Maka dari itu, lahirlah SeaSoldier, sebuah yayasan yang bergerak di bidang lingkungan dan laut, pada tahun 2015. Nadine sendiri adalah Founder sekaligus Executive Director yayasan tersebut.
Wanita berumur 35 tahun itu mengatakan, SeaSoldier sedang aktif-aktifnya di tahun ini. Saat ini, anggota-anggotanya tersebar di 14 kota di Indonesia.
"Jadi, bukan hanya di Jakarta saja, kita juga belakangan ini lagi aktif di Maluku Utara, Banyuwangi, kemudian Pacitan, dan mereka punya program sendiri untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di daerahnya," ucap Nadine saat ditemui di Grand Indonesia, Thamrin, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Nadine melanjutkan, tindakan penyelesaian masalah di setiap kota berbeda-beda, karena isunya berbeda pula. "Tapi, dari SeaSoldier sendiri, kita sangat terbuka dan kebanyakan kolaborasi dengan temen-temen NGO (Non-Governmental Organisation) yang lain, gitu," katanya.
ADVERTISEMENT
Menjadi leader sebuah yayasan non-profit membuat Nadine belajar banyak dari organisasi-organisasi non pemerintah lainnya. Istri Dimas Anggara ini mengaku, dia belajar banyak dari WWF (World Wildlife Fund).
"Aku 'kan bisa dibilang banyak belajar dari WWF juga, ya. WWF punya banyak informasi yang bisa aku terapkan ke dalam hidup aku, dan aku berharap temen-temen SeaSolider bisa mencari informasi dari semua pintu atau banyak pintu. Karena memang 'kan, informasi yang didapat berbeda-beda, tujuannya sama, sih, sebenarnya," jelas Nadine Chandrawinata .
Informasi-informasi yang didapat Nadine memberinya beberapa ide untuk program-program SeaSoldier yang bisa diterapkan setiap kota.
"Setiap daerah ini sudah punya temen-temen volunteer sendiri, dan di sini aku mencoba membantu membagi ide, bagi program yang bisa diterapin di daerahnya dan aku pantau saja," kata Nadine.
ADVERTISEMENT
"Jadi, pada saat aku lagi ada permintaan kegiatan di daerah yang aku berhalangan dateng, ya, aku akan kasih tahu, ini yang perlu diperhatikan pada saat bersih-bersih pantai. Tong sampahnya jangan plastik, coba dipakai yang kayu karena bisa dipakai lagi. Jadi, aku lebih mendetailkan sesuatu yang harus diperhatikan di luar Jakarta," sambungnya.
Soal kesulitan dalam menjalankan SeaSoldier, Nadine mengatakan masalah yang ada masih sama seperti tahun-tahun lalu. Yaitu, menyamakan pola pikir dan membuat orang sadar akan pentingnya kebersihan serta kesehatan.
"Orang tuh, masih berpikir bahwa, 'Sampahku tuh masalah orang lain', bukan 'sampahku tuh, ya, itu permasalahanku'. Tapi, kalau semua orang berpikir kita jaga sama diri kita sendiri, itu artinya kita sama-sama jalan untuk Indonesia bersih. Dan, kita tetep harus punya mindset bahwa rumah yang kita tinggali ini adalah rumah kita, tempat yang kita tinggali ini untuk kebersihan dan kesehatan kita sendiri," terang wanita kelahiran Jerman ini.
ADVERTISEMENT
"Dan yang lagi kita usahain sama aku dan temen-temen aktivis lainnya, kita harus bisa berpikir bahwa kita jaga bumi ini, kita jaga lingkungan itu adalah kewajiban kita sebagai manusia yang menikmati semuanya, sumber daya alam ini," lanjutnya.
"Jadi, yang kita lakukan adalah untuk kenikmatan, untuk yang menikmati yang berikutnya, bukan yang sekarang," tutupnya.