Jajal Profesi Baru, Gandhi Fernando Mantap Jadi Movie Reviewer

10 November 2022 19:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gandhi Fernando. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gandhi Fernando. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lama tak terdengar kabarnya, Gandhi Fernando tengah menikmati profesi barunya sebagai movie reviewer content creator. Sebagai seorang movie reviewer, biasanya Gandhi mengulas berbagai jenis film, series, web series, sinetron, hingga video klip.
ADVERTISEMENT
Gandhi mengaku sudah melakoni profesi barunya ini sejak 2021. Hal ini bermula dari keisengannya membuat konten review film di akun TikTok pribadinya.
"Tiba-tiba (viewers) naik ratusan ribu, bahkan sampai jutaan penonton. Sejak saat itu kemudian mulai banyak masuk brand campaign dan endorsement deals. Alhasil, saya berpikir ini harus serius dan konsisten," ungkap Gandhi Fernando, dikutip dari siaran pers yang diterima kumparan, Rabu (9/11).
Gandhi Fernando Foto: Munady/kumparan
Pengalamannya berkarier di industri perfilman Indonesia menjadi modal utama Gandhi sebagai movier reviewer. Gandhi merasa terbantu dengan adanya pengalaman itu.
"Karena pengalaman saya cukup lumayan di depan dan belakang layar, didukung pendidikan terkait film, jadi saya mempunyai dasar memahami dan menilai sebuah film dari performa para aktor, script, directing, sinematografi, makeup, kostum, CGI, tata artistik, sampai editing dan sound design. Jadi, tidak menilai film dari hanya bagus dan tidak secara jalan cerita," jelas Gandhi.
ADVERTISEMENT
Menurut Gandhi, review film memiliki pengaruh kuat terhadap penjualan tiket dan jumlah pelanggan layanan streaming. Gandhi melihat, suatu film atau series akan ramai di pasaran jika banyak diperbincangkan orang.
Movie reviewer di Tiktok adalah jendela utama untuk para produser dan platform streaming agar filmnya dapat diperbincangkan banyak orang. Jika filmnya tidak ada yang memperbincangkan, biasanya sepi. Karena mayoritas orang nonton film itu inginnya film yang ramai diperbincangkan agar menjadi bahan obrolan di kalangan pertemanan mereka," ujar Gandhi.
Meski begitu, menjadi movie reviewer tidak dilaluinya dengan mulus. Gandhi menuturkan, tidak jarang hasil ulasannya dianggap tidak kredibel.
"Biasanya itu terjadi jika film favoritnya tidak di-review bagus. Itu dari sisi penonton. Dari sisi pembuat film, masih ada beberapa pelaku industri yang baper dan sakit hati,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
“Jadi, supaya win-win solution, saya biasa permisi dan minta maaf dulu di awal untuk me-review, 'Sekiranya kalau ada salah kata atau kata-kata yang menyakitkan, mohon dimaafkan,'" tandas Gandhi Fernando.
Reporter: Karina Savitri