Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
James Franco, Mantan Kriminal yang Bawa Pulang Piala Golden Globes
19 April 2018 19:03 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Aktor kenamaan Hollywood, James Edward Franco, merayakan ulang tahunnya yang ke-39 tahun pada Kamis (19/4). Pada tahun ini pula, Franco membawa pulang piala Golden Globes-nya yang ke-2 lewat film ‘The Disaster Artist’ setelah 16 tahun tak mendapat penghargaan.
ADVERTISEMENT
Untuk merayakan ulang tahunnya, kumparan (kumparan.com) akan mengajakmu mengingat karya-karyanya dengan rangkuman peristiwa-peristiwa penting dalam perjalanan karier Franco yang penuh lika-liku.
1. Hidup kelam Franco saat remaja
Kecintaan Franco pada dunia seni peran tumbuh saat ia sekolah di SMA Palo Alto, California, AS. Meski tak direstui orang tua, Franco nekat mengenyam pendidikan di The California State Summer School for the Arts atau CSSSA pada 1997 demi mempelajari ilmu teater.
Sebenarnya, salah satu alasan terbesar orang tua Franco tidak memberinya restu untuk terjun ke dunia hiburan Hollywood adalah rekam jejak kriminalnya semasa SMA. Saat masih duduk di kelas 2 SMA, Franco pernah ditahan karena sering mabuk-mabukkan, melukis grafiti di berbagai fasilitas milik negara, dan mencuri parfum dari sebuah toko di tempat perbelanjaan. Untung saja, para penegak hukum saat itu masih memberi kesempatan ke-2 pada Franco yang masih berusia di bawah umur.
“Itu kenakalan remaja. Saat itu aku hanya merasa tidak cocok dengan gaya hidupku. Aku malu. Untungnya, aku belum terlambat untuk mengubah cara hidupku dan memperbaiki nilai-nilai studiku,” ungkap Franco seperti dikutip dari The Guardian.
ADVERTISEMENT
Franco kuliah di Universitas California. Merasa tidak cocok dengan kehidupan di sana, pada semester pertama, Franco memilih untuk mengundurkan diri dan mendatangi Robert Carnegie, pemilik Playhouse West, untuk memperdalam ilmu seni peran. Pilihan hidupnya tak didukung orang tua, membuat Franco harus bekerja paruh waktu di McDonald’s untuk menyambung hidup sehari-hari
2. Awal karier
Setelah dibina oleh Carnegie selama 15 bulan, Franco mulai mendatangi audisi pertamanya di tahun 1998. Peran pertama Franco di layar kaca adalah sebagai salah satu aktor yang bahkan tidak berbicara sama sekali. Dia menjadi model iklan Pizza Hut yang juga memperlihatkan Elvis Presley.
Satu tahun berselang, ia terpilih untuk membintangi serial televisi bergenre komedi ‘Freaks and Geeks’ bersama beberapa pemain lain, termasuk Seth Rogen, Jason Segel. Meski hanya berjalan selama 18 episode, ‘Freaks and Geeks’ menjadi salah satu serial televisi paling populer di kalangan remaja saat itu.
ADVERTISEMENT
3. James Dean hingga Harry Osborn
Pada 2001, Franco terpilih oleh sutradara Mark Rydell untuk memerankan film televisi tentang aktor legendaris James Dean. Untuk memperdalam perannya, Franco yang sebelumnya tak pernah merokok rela memaksakan dirinya untuk menghabiskan dua bungkus rokok setiap hari. Rambutnya dicat hitam, belajar mengendarai sepeda motor, dan bermain gitar.
Hal paling ekstrim yang dilakukan Franco adalah memutus hubungannya dengan semua kerabat--termasuk pacar dan keluarga--untuk memperdalam karakter James Dean. Perjuangannya itu pun berujung manis. Franco memenangkan ‘Best Actor - Miniseries or Television Film’ di ajang Golden Globe Awards 2002.
Menerima penghargaan dari Golden Globe akhirnya mendorong sutradara Sam Raimi untuk memberi Franco peran penting sebagai Harry Osborn, anak dari musuh utama Spiderman (Tobey Maguire), Green Goblin (Willem Dafoe) di film ‘Spider-Man’ pertama.
ADVERTISEMENT
Baru pada ‘Spider-Man 3’ (2007), Franco akhirnya berhasil menjadi penjahat utama bernama Black Goblin. Meski banyak yang menyatakan bahwa ‘Spider-Man 3’ tidak sehebat dua film pertamanya, Franco membantu memberi keuntungan pada franchise film tersebut dengan torehan keuntungan mencapai Rp 12,2 triliun.
4. Persahabatan dengan Seth Rogen
Mulai berkenalan sejak serial televisi ‘Freaks and Geek’, Franco diketahui bersahabat dekat dengan Seth Rogen. Meski beberapa kali tak berduet, pada 2007, Franco dapat peran cameo dalam film ‘Knocked Up’ yang dibintangi oleh Seth Rogen.
Usai ‘Knocked Up’, Franco kerap berduet beberapa kali dalam mencipta karya visual yang konyol dan penuh komedi bersama Rogen, seperti ‘Pineapple Express’ (2008), ‘The Interview’ (2014), dan ‘Sausage Party’ (2016).
ADVERTISEMENT
5. Prestasi terkini
Pada 2010, Franco sempat memainkan film biopik berjudul ‘127 Hours’. Film tersebut bercerita tentang pemanjat gunung pemberani asal Amerika Serikat bernama Aron Ralston yang harus merelakan tangan kanannya setelah jatuh dan tersangkut batu. Oleh karena itu, film ‘127 Hours’ banyak menunjukkan kepiawaian Franco dalam mempermainkan ekspresi.
Sampai saat ini, film ‘127 Hours’ menjadi film Franco dengan review terbaik dari banyak kritikus dan pecinta film di seluruh dunia. Dengan modal Rp 247 juta, film tersebut mendulang keuntungan hingga Rp 827 juta. Berkat film itu juga, Franco menjadi nominasi di Piala Oscar 2011 untuk pertama kalinya.
Kembali ke dunia komedi, pada 2016, Franco menjadi sutradara, co-producer, dan pemeran di film ‘The Disaster Artist’. Film itu mengadaptasi novel non-fiksi ciptaan Greg Sestero dengan judul yang sama, yakni tentang proses penggarapan film ‘The Room’ yang disebut-sebut sebagai film komedi terburuk sepanjang masa.
ADVERTISEMENT
Dalam film ini, Franco berperan sebagai Tommy Wiseau dan beradu akting dengan adiknya, Dave Franco, yang memerankan Sestero. Dirilis secara resmi pada 1 Desember 2017, film ‘The Disaster Artist’ mendapat review positif dari banyak pihak. Franco juga memenangkan piala Golden Globe-nya yang ke-2 untuk ketegori ‘Best Actor - Motion Picture Musical or Comedy’.
Selamat ulang tahun, James Franco!