Jangan Salah Fokus Nonton 'Jakarta Undercover'

Ketika ditawari peran dalam film 'Jakarta Undercover', Tiara Eve mengaku tak langsung setuju. Setelah menyimak visi dalam film, akhirnya wanita yang juga berprofesi sebagai DJ itu siap debut di layar lebar.

'Jakarta Undercover' adalah film pertama Tiara. Ia mengaku, pada awalnya ia cukup takut akan perannya di film tersebut.

"Aku kan, DJ, takutnya kalau main film ini image-nya jadi jelek dan berantakan banget. Padahal, DJ itu beneran musisi dan apapun soal musik. Tapi, pas aku baca script-nya pas casting secara keseluruhan dan aku pikirkan matang-matang, aku ambil perannya," ungkap Tiara kepada kumparan.

Tiara menambahkan, script-nya lumayan berat. "Dramanya juga quality drama, jadi dari situ aku baru mikir kalau film ini berpotensi buat karier aku."

Baim Wong sendiri merasa perannya sangat menantang dalam film 'Jakarta Undercover'. Sambil bersandar pada bantal, ia mengaku mengeluarkan kemampuannya lebih dari 100 persen untuk perannya di film itu sebagai penikmat hiburan malam.

"Sebelum main untuk filmnya, pasti sudah kebayang perannya seperti apa. Itu pun kalau kita semua bermain bagus. Dan benar saja, semua pemain, sutaradara, dan produser sudah tahu kualitas mereka masing-masing. Jadi, tinggal kitanya saja yang legowo untuk menerima visi film ini," jawab Baim.

Menurut Baim, 'Jakarta Undercover' adalah film pertamanya dengan Fajar sebagai sutradara. Baginya, Fajar adalah sosok yang serius, bukan orang yang ingin main aman terhadap apa yang ia lakukan.

"Sebenernya, ketika pertama kali saya baca skenario 'Jakarta Undercover', saya kurang suka. Tapi, pas tahu Fajar yang jadi sutradaranya, saya yakin film ini bakal bagus banget. Saya, setiap ditawari main film, pasti pertanyaannya pertama saya siapa sutradaranya," kata Baim memuji Fajar.

Meski baru pertama, Tiara mengaku sempat berpikir bahwa Fajar adalah sosok yang cerewet dan otoriter. Tapi ternyata, ia salah akan hal itu. Di matanya, Fajar memberikan kebebasan pada para pemainnya untuk menunjukin kemampuan mereka

"Dia juga mempercayai pemainnya, nggak begitu banyak ngomong, dan mengarahkan dengan jelas. Jadi, kita jadi tahu arahan scene-nya mau dibawa kemana. Nggak terlalu baku sama script juga, jadi bikin kita nyaman," aku Tiara.

Ditanya mengenai tantangan, Fajar lebih dulu menjawab. Menurutnya, tantangan film 'Jakarta Undercover' adalah bagaimana mewujudkan pesan yang ingin disampaikan dalam film itu dengan detail.

"Intinya, jangan sampai orang mikir kayak, "Ini kan 'Jakarta Undercover', mana undercover-nya?" Dan juga, secara tidak berlebihan agar tidak melanggar norma dan sensor. Takutnya, kalau salah langkah dan strategi, penonton salah menerima pesan dari kita dan malah berpikir kalau film ini sama saja seperti kampanye pornografi," jawab Fajar.

Baim sendiri mengaku tantangannya terbesarnya adalah beradaptasi dengan Tiara. Alasannya, Baim belum pernah beradu akting dengannya dan tidak tahu sosok Tiara seperti apa. Sedangkan, ia dan Tiara memiliki banyak adegan dalam film tersebut.

"Saya sempat mikir, bagaimana ya? Bisa nggak ya? Tapi, setelah banyak ngobrol, diskusi, teleponan, dan chatting, terciptalah sebuah kenyamanan dan akhirnya, bikin kita bermain bagus," terang pemain film 'Jenderal Soedirman' itu.

Berbeda dengan Emka, ia mengaku perannya sebagai penulis menjadi produser eksekutif adalah hal yang berbeda.

"Harus bekerja sama dengan lingkup yang lebih besar itu tantangan buat saya. Bagaimana caranya agar saya bisa berkolaborasi dengan banyak orang dalam film ini," jawab Emka.

"Untuk filmnya, bukti empiris kan, sudah ada di buku dan sudah ada saksi hidupnya. Kalau ada yang kurang kan, tinggal ditanya saja sama saksinya. Kalau mau bikin perbandingan bisa dari manapun, kan?" 'Jakarta Undercover' dijadwalkan tayang ke bioskop pada 23 Februari mendatang. Film ini juga menampilkan Ganindra Bimo, Richard Kylie dan Nikita Mirzani.

Jakarta Undercover. (Foto: Ridho Robby/kumparan)