Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Jejak Ray Sahetapy di Film The Raid dan Captain America: Civil War
3 April 2025 13:00 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Ray Sahetapy meninggalkan jejak yang begitu jelas di industri perfilman Indonesia dan dunia. Jejaknya begitu terang dan bisa berguna bagi generasi penerus di perfilman Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dua film fenomenal yang membuktikan kemahiran Ray dalam berakting adalah Tha Raid (2011) dan Captain America: Civil War (2016).
Jejak Ray di Film The Raid
Salah satu peran paling ikonik dalam karier mendiang Ray adalah saat film The Raid (2011). Film yang dibintangi Iko Uwais, Joe Taslim, Donny Alamsyah, dan Yayan Ruhiyan itu disutradarai oleh Gareth Evans. Film itu mendunia dan diapresiasi oleh para kritikus internasional sebagai film aksi Indonesia terbaik di masa itu.
Dalam The Raid, Ray Sahetapy berperan sebagai antagonis Tama Riyadi, bos kriminal yang mengendalikan sebuah gedung apartemen, markas para penjahat.
Peran Ray sebagai Tama Riyadi begitu membekas karena aktingnya penuh kharisma. Ray berhasil menghidupkan karakter penjahat licik dan membunuh tanpa kenal ampun.
ADVERTISEMENT
Adegan ikonik yang paling diingat dari film ini adalah ketika Tama Riyadi dengan santai menembak anak buahnya bernama Ari (Ananda George). Insiden itu setelah Tama bermain dengan pistol kosong, sangat berbahaya dan tak terduga.
Ray juga punya dialog ikonik dalam film itu, yaitu, "Selamat bekerja, dan jangan lupa bersenang-senang".
Berkat perannya dalam film The Raid, Ray memvawa pulang kategori Pemeran Pendukung Pria Terbaik pada Indonesian Movie Actors Awards (2013).
Jejak Ray di Captain America: Civil War
Peran Ray di The Raid ternyata menuai sorotan dari produser internasional. Pada 2015 lalu, Ray dipilih sebagai salah satu ansembel dalam film Marvel, Captain America: Civil War.
Keterlibatan Ray di film Marvel, tidak lain adalah berkat rekomendasi Gareth Evans, sutradara The Raid.
ADVERTISEMENT
Sineas dan aktor dari Amerika kagum dengan peran Ray dalam film The Raid. Namun, adegan Ray tidak masuk ke versi final film.
Adegan tersebut hanya muncul dalam The Infinity Saga, box set yang berisi deleted scenes dan cuplikan di balik layar Marvel Cinematic Universe.
Adegan yang dimaksud berlatar di sebuah rumah lelang barang militer pasar gelap, tempat berbagai barang pribadi milik agen Hydra yang sudah mati, dijual kepada penawar tertinggi. Ray berperan sebagai juru lelang yang membuka acara dengan bahasa Indonesia.
Salah satu barang yang dilelang dalam acara itu adalah teknologi mutakhir yang sebelumnya digunakan oleh Winter Soldier.
Lelang itu dihentikan karena Ray menyadari ada sosok mencurigakan di dalam ruangan. Sosok itu adalah Helmut Zemo (Daniel Bruhl), main villain di Captain America: Civil War.
Ray lalu memerintahkan keamanan untuk mengusirnya. Namun sebelum keamanan bergerak, mereka kesulitan bernapas di dalam ruangan, dan jatuh pingsan satu per satu. Ray sendiri ikut tumbang, sementara Zemo tetap berdiri, mengenakan masker anti gas.
ADVERTISEMENT
Zemo lalu mengambil satu barang Winter Soldier yang hendak dilelang Ray Sahetapy, yaitu buku merah berisi catatan program Winter Soldier milik Hydra.
Di dalamnya, ada mantra untuk mempengaruhi Winter Soldier patuh pada orang yang membaca mantra itu.
Scene ini terpaksa dihapus karena ada cacat dalam percakapan Ray Sahetapy. Dalam Bahasa Indonesia, Ray saat itu menyebut Rp 14 juta, padahal penawar lelang menyebut Rp 15 juta. Selain itu, Russo Brothers sebagai sutradara menempatkan scene tersebut sebagai alternatif perkenalan villain Zemo kepada penonton.
Meski tak jadi tayang, Ray tetap dikenang sebagai aktor berbakat yang dikenal baik dalam negeri maupun luar negeri. Kariernya dimulai saat debut layar lebar lewat film Gadis (1980) garapan sutradara Nya' Abbas Akup. Di film itu, Ray bertemu dengan Dewi Yull, hingga keduanya menikah pada 16 Juni 1984.
ADVERTISEMENT
Hingga meninggal dunia, Ray Sahetapy membintangi berbagai genre film yang jumlahnya mencapai hampir 80 film.
Pada Selasa (1/4), pukul 21:04 WIB, di RSPAD Gatot Subroto Jakarta, aktor serba bisa ini mengembuskan napas terakhirnya. Selesai sudah perjalanan Ray sebagai aktor tangguh yang membawa nama perfilman Indonesia semakin bersinar. Sosoknya telah tiada, namun jejaknya tentu masih membekas.