Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kata new normal tengah menjadi perbincangan publik. Yang dimaksud dengan new normal dalam hal ini adalah cara hidup manusia yang berubah setelah adanya COVID-19.
ADVERTISEMENT
New normal juga merupakan ajakan untuk kembali produktif dengan melakukan berbagai aktivitas, namun dengan menerapkan protokol kesehatan selama masa pandemi COVID-19.
Sutradara Joko Anwar mengatakan bahwa kini, industri perfilman Tanah Air tengah bersiap untuk beradaptasi dengan situasi new normal. Sebab, sejak merebaknya COVID-19, produksi film dihentikan sementara.
“Empat minggu lalu, mungkin sudah ada penggodokan tentang apa yang harus dilakukan ketika industri film dimulai lagi. Persiapannya seperti apa, sudah ada protap dan SOP yang sedang disusun,” ucap Joko Anwar saat live di kanal YouTube Let’s Talk, Jumat (29/5).
Lanjut Joko, asosiasi pekerja film pun turut menyumbang pemikiran mereka tentang apa yang bisa dimasukan ke dalam protap dan SOP, yang nantinya akan bisa menjadi pegangan saat akan syuting.
ADVERTISEMENT
“Jadi, kalau menurut gue sih, kalau mau dibilang aman banget, tentunya kita nunggu vaksin ada, dan kalau pun vaksin ada, di negara mana yang membuatnya, sampai ke Indonesia juga enggak bisa cepat. Pasti banyak sekali yang harus kita selesaikan dulu, mungkin nanti kita akan dengan jamu saja pengganti vaksin,” ujar Joko.
“Kita mau enggak mau, nanti harus kembali membuka industri, mulai kerja lagi, untuk menjaga bukan saja perekonomian negara yang disokong dengan adanya industri film, tapi juga pekerja film seperti apa nasibnya, mereka juga harus bekerja. Jadi, kalau kita mau mulai kerja lagi, tentunya harus ada protap dan SOP yang betul-betul cocok untuk situasi Indonesia,” sambungnya.
Imbauan untuk menjaga jarak saat diberlakukannya new normal, menjadi kendala bagi industri perfilman. Sebab, praktik syuting berbeda dengan industri lainnya. Ada beberapa hal yang tak bisa dihindari dan harus kontak fisik, seperti adegan bertarung dalam film laga.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, seluruh orang yang terlibat dalam produksi film harus mengikuti tes untuk memastikan bahwa mereka tidak menunjukkan gejala orang yang terinfeksi virus corona. Kata Joko, seharusnya tes itu dibebankan ke produksi, bukan ke pemain atau kru film.
“Menurut aku, yang harus dilakukan, ya yang bisa diadaptasi, harus ada rapid test atau PCR test. Pokoknya yang bisa memastikan bahwa ketika kru dan pemain memulai proyek ini, mereka enggak punya symptoms yang mungkin mereka mengidap COVID-19,” katanya.
Sutradara film Gundala ini bilang, seharusnya bukan hanya melakukan upaya preventif saja, tapi juga menyiapkan penanganan apabila ada kru atau pemain yang menunjukkan gejala terinfeksi COVID-19.
Sebaiknya, dirujuk ke rumah sakit yang sudah pasti akan menerima mereka sebagai pasien, dan ada tempat untuk menjalani karantina, serta melakukan tes.
ADVERTISEMENT
“Misalnya, ada satu pemain mungkin begitu nunjukin symptoms diperiksa. Belum tentu kena COVID-19, tapi harus ada tes, karantina berapa hari supaya dipastikan mereka kena apa enggak. Kalau misalnya kena, ya sudah bubar semua. Itu, sih yang harus diperhatikan di new normal,” pungkas Joko Anwar .