Joko Anwar Senang Bermain dengan Kelas, Keluarga dan Perempuan di Film

15 September 2018 10:32 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Joko Anwar, Murzakki, dan Marissa di press screening 'Mother's Love' (Foto: Alexander Vito/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Joko Anwar, Murzakki, dan Marissa di press screening 'Mother's Love' (Foto: Alexander Vito/kumparan)
ADVERTISEMENT
Joko Anwar dikenal luas sebagai sutradara yang juga piawai menulis naskah film. Namun, tak banyak yang sadar bahwa dalam setiap film buatannya, ada unsur-unsur yang tetap dipertahankan, seperti kondisi kelas dan kerusakan keluarga pada tokoh, serta penggambaran perempuan dalam cara yang unik.
ADVERTISEMENT
Ketika ditemui di Grand Hyatt, Thamrin, Jakarta Pusat, Joko mengaku senang mengangkat permasalahan kelas di masyarakat Indonesia. Meski di beberapa film, seperti 'Janji Joni', Pengabdi Setan', dan 'A Mother's Love', tokoh-tokoh digambarkan hadir dari golongan menengah ke bawah, ia mengaku masalah kerap terjadi juga di golongan menengah ke atas.
"Aku percaya orang dari golongan apa pun pasti punya masalah. Dulu pernah juga buat film tentang orang kaya di 'Arisan'. Tapi, mereka juga punya masalah. Entah kenapa film ku selalu punya clash of class, ya. Kalau saat ini, kenapa karakternya dari golongan menengah ke bawah karena kebetulan itu yang masuk ke kepalaku," ungkap Joko.
Joko Anwar (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Joko Anwar (Foto: Munady Widjaja)
Selain kelas, Joko juga akhir-akhir ini sedang gemar membuat film yang berpusat pada keluarga yang mengalami disfungsi sosial. Menurut Joko, selain wajib berhasil membuat film berkualitas, dirinya juga harus mampu membuat film yang menggambarkan kondisi masyarakat di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Aku melihat bahwa banyak sekali keluarga yang tidak berfungsi dengan baik, pada orang tua terutama. Ini akan menimbulkan society yang tidak sehat," ujar Joko Anwar.
"Itu kenapa film aku kebanyakan tentang keluarga yang emosional, seperti di 'A Mother's Love' ini, ada hantu yang tidak bisa memberikan kasih sayang kepada anak, karena saat hidup tak ada anaknya. Itu kan seperti wake up call kepada society yang punya anak tapi tak memberikan perhatian cukup untuk mereka," sambungnya.
Adegan serial 'Folklore'. (Foto: HBO ASIA)
zoom-in-whitePerbesar
Adegan serial 'Folklore'. (Foto: HBO ASIA)
Dalam film 'Pengabdi Setan' dan serial original HBO Asia yang bertajuk 'Folklore: A Mother's Love', Joko membawa unsur seram dari hantu perempuan. Secara general, pria yang lahir di Sumatera Utara itu menganggap sosok perempuan memiliki nuansa tersendiri yang bisa membuat film horor kian berkualitas.
ADVERTISEMENT
"Perempuan kalau dijadikan sosok yang menyeramkan itu sifatnya lebih ironis, tidak straight forward. Perempuan itu kan melambangkan kecantikan, ketika digambarkan sebagai sesuatu yang seram itu kan jadi kontradiktif," tutup Joko Anwar.