Kata Hindia soal Peluang Lagu Berbahasa Indonesia Laris di Pasar Global

22 Juli 2024 16:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Baskara Putra dalam Spotify Wrapped Live Indonesia 2023 digelar di Studio RCTI+, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (30/11/2023). Foto: Giovanni/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Baskara Putra dalam Spotify Wrapped Live Indonesia 2023 digelar di Studio RCTI+, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (30/11/2023). Foto: Giovanni/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Musisi Baskara Putra atau dikenal dengan moniker Hindia mengungkapkan pandangannya mengenai peluang lagu berbahasa Indonesia bisa laris atau ramai di pasar musik dunia atau global. Menurutnya, peluang itu sangat besar.
ADVERTISEMENT
"Kalau saya dan tim melihatnya, apalagi dengan platform kayak Spotify ini, itu terakses sama orang di mana pun sekarang. Kita tahu apa yang kita bisa dan kita bagus melakukannya, jadi kami coba terus," kata Baskara Putra dalam acara Loud & Clear Press Briefing Spotify di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Menurut pelantun lagu Cincin ini, pasar boleh diluaskan, tetapi cara kreatif dalam menulis lagu berbahasa Indonesia tidak mesti dihilangkan.
"Marketnya aja yang diluaskan, tapi kita enggak harus ubah kreatifnya untuk bisa ke foreign market," tutur Baskara.
Penyanyi Baskara Putra (Hindia). Foto: Aprilandika Pratama/kumparan

Baskara Putra Konsisten Bikin Lagu Berbahasa Indonesia

Sejauh ini, Baskara selalu merilis lagu berbahasa Indonesia dalam beberapa proyek musiknya. Menurutnya, penerjemahan lagu ke bahasa lain hanya akan menghilangkan konteks.
ADVERTISEMENT
"Buat saya, ketika itu dipaksa buat diubah ke bahasa Inggris, konteks hilang. Ya dengan semua fasilitas yang kita punya sekarang, saya rasa enggak perlu biar karya ini bisa di tempat lain, biarkan orang cari konteksnya dulu dengan semua yang kita punya," ucap Baskara.
Baskara menekankan, kesuksesan seorang musisi bisa dicapai dengan cara yang dibuatnya sendiri, bukan berdasarkan intervensi suatu sistem atau batas dalam bahasa.
"Karena aku tahu aku bisanya nulis pakai bahasa Indonesia, ya sudah. Bukannya kalau kita mau break the market, kita harus melakukan dengan cara mereka," kata Baskara.