Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Kata Lola Amaria saat Film Gowok Lolos ke International Film Festival Rotterdam
4 Februari 2025 17:01 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Di Big Screen Competition, film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan diproduseri oleh Raam Punjabi ini akan bersaing dengan 12 film dari mancanegara.
Big Screen Competition merupakan kompetisi bergengsi di IFFR yang memberikan penghargaan kepada film-film yang berani mengeksplorasi estetika namun tetap menonjolkan unsur entertainment.
Salah satu pemain Gowok, Lola Amaria , mengaku senang karena film Gowok bisa ikut berkompetisi di IFFR. Pemeran Nyai Santi ini menilai film Gowok layak untuk masuk festival bergengsi tersebut.
"Rotterdam film festival mempunyai karakter tersendiri. Sebagian besar film yang masuk ke kompetisi festival ini selalu bicara tentang tema-tema yang klasik, dengan pendekatan estetik dan tetap mempunyai muatan yang populer," ujar Lola Amaria saat ditemui di sela-sela acara IFFR, Senin (3/2).
ADVERTISEMENT
"Ini untuk kesekian kalinya film Indonesia masuk ke seksi kompetisi. Apalagi film ini menceritakan kisah tentang eksistensi perempuan di tengah pergolakan politik tahun 50-60an," sambungnya.
Lola mengatakan film Gowok mengangkat budaya Jawa atau Banyumasan yang sangat kental. Hal ini tentu menjadi salah satu alasan mengapa film tersebut berhasil dilirik IFFR.
Meski mengangkat budaya Jawa di masa lalu, Lola menganggap cerita di film ini masih cukup relevan untuk dinikmati penonton saat ini.
"Ini tradisi lama yang mungkin sudah tidak ada, tapi tetap relevan dibicarakan karena berkaitan dengan persoalan perempuan dan seks. Temanya yang seksi, universal dan unik. Seksi karena isu-nya, universal karena bicara tentang perempuan, dan unik karena mengaitkan sosok perempuan dengan kompleksitas persoalan seks yang masih dianggap tabu," bebernya.
Selain itu, Lola mengatakan sangatlah penting untuk membawa isu lokal Indonesia ke panggung Internasional lewat sebuah film. Sebab, hal tersebut dapat membuat film Indonesia semakin dikenal di mata dunia.
ADVERTISEMENT
"Isu lokal yang ada di Indonesia sangat beragam, dan film adalah media yang paling tepat untuk memberikan perspektif terhadap segala sesuatu yang terjadi di sebuah negara," pungkasnya.
Di film, Lola Amaria diceritakan sebagai Nyai Santi, seorang gowok keturunan Tionghoa yang sangat disegani di desanya. Banyak keluarga bangsawan seperti pemilik tanah, pedagang tembakau, kepala desa, bupati, bahkan walikota dikirim ke Nyai Santi untuk gowokan mereka โ suatu masa di mana sang pria dipersiapkan untuk menjalani kehidupan berumah tangga termasuk pelajaran pendidikan seks.
Selain dikenal sebagai gowok yang disegani, banyak orang yang menilai Nyai Santi adalah sosok perempuan yang bijak dan baik hati.